Total E&P Indonesia (TEPI) masih belum memutuskan mengenai pembelian hak kelola Blok Mahakam setelah kontraknya berakhir pada 31 Desember 2017. Alasannya, saat ini perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis tersebut masih fokus menyelesaikan proses transisi Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) sebagai kontraktor baru.
President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan, pihaknya memprioritaskan proses transisi berjalan lancar supaya produksi Blok Mahakam tidak turun setelah dikelola oleh Pertamina. “Baru nanti kami masuk diskusi soal hak kelola dengan Pertamina," kata dia usai menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu (1/2).
Meski 100 persen hak kelola Blok Mahakam setelah kontrak berakhir diserahkan pemerintah kepada Pertamina, Total dan Inpex sebagai pengelola lama tetap berkesempatan membeli maksimal 30 persen hak kelolanya. Jadi, menurut Novi seharusnya masing-masing kontraktor mendapat jatah hak kelola 15 persen. (Baca: Inpex Masih Berminat Dapat Hak Kelola Blok Mahakam)
Di sisi lain, manajemen Total telah melaporkan perkembangan terbaru proses transisi Blok Mahakam kepada Luhut, Rabu ini. Rencananya, Total akan mulai mengebor sumur di Blok Mahakam pada Maret mendatang sebanyak enam sumur dengan biayanya sendiri.
Enam sumur ini masuk dalam target 25 sumur yang akan dibor tahun ini. Dari jumlah tersebut, Total memang hanya membiayai pengeboran enam sumur, dan sisanya oleh Pertamina. Pertamina juga sudah menyiapkan dana sebesar US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,34 triliun untuk mengebor 19 sumur. Pengeborannya direncanakan pada kuartal II tahun ini.
Sedangkan investasi Total di Blok Mahakam tahun ini hanya mencapai US$ 900 juta, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,1 miliar. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan investasi Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Baca: Pertamina Sedia Rp 20 Triliun Mengebor 19 Sumur Blok Mahakam)
Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Total di Blok Mahakam tahun ini, produksi gas ditargetkan mencapai 1,43 miliar kaki kubik (bcf). Angka ini lebih rendah dari realisasi produksi tahun lalu sebesar sebesar 1,64 bcf.
Sedangkan untuk produksi kondensat, Total menargetkan sebesar 53 ribu barel per hari (bph). Jumlah ini juga lebih rendah dari realisasi produksi kondensat tahun lalu sebesar 64 ribu bph. (Baca: Produksi Total di Blok Mahakam Melampaui Target)
Penyebab turunnya target produksi tahun ini adalah kondisi sumur di Blok Mahakam yang tergolong tua. Agar laju penurunan di Blok Mahakam tidak turun drastis, Total mengaku akan melakukan usaha optimalisasi dan pengembangan fasilitas produksi di beberapa lapangan, seperti di Peciko dan Tunu.