Di tempat yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, ada masa transisi yang harus dilalui Pertamina untuk memuluskan proses alih kelola sejumlah blok migas. Apalagi, ada beberapa blok yang operatornya bukan Pertamina, seperti Blok South East Sumatera yang dioperatori oleh CNOOC dan Blok Sanga-sanga yang dioperatori VICO Indonesia.

Masa transisi ini mirip dengan yang berjalan di Blok Mahakam. “SKK Migas menjaga transisi ini, apalagi tidak semua lapangan kondisinya sama persis," kata Amien. (Baca: Pemerintah Restui Pertamina Percepat Investasi ke Blok Mahakam)

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto membuka peluang bagi kontraktor lama untuk ikut bergabung dengan Pertamina mengelola blok yang sama. Namun, Pertamina tetap memegang hak kelola mayoritas di blok-blok tersebut.

Selain itu, Pertamina membuka peluang melibatkan karyawan di perusahaan kontraktor lama. Pertimbangannya, karyawan tersebut sudah menguasai proses produksi di lapangan. "Kami akan konsiderasi dengan karyawan sebelumnya," kata Dwi.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam juga tidak mempermasalahkan masuknya kontraktor lama ke dalam kontrak baru blok-blok terminasi tersebut. "Kami welcome untuk mengajak mereka masuk," kata dia. (Baca: Pertamina Siapkan Investasi Hulu Migas Rp 719 Triliun Hingga 2025)

Dengan keputusan tersebut, Pertamina segera menyiapkan investasi dan mematangkan rencana kerjanya.  Setelah itu, dilakukan penandatanganan yang rencananya berlangsung dalam waktu dekat.

Halaman: