PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun lebih untuk melanjutkan proyek pembangkit listrik yang mangkrak. Rencananya, PLN hanya mengambil alih enam proyek dari 34 proyek pembangkit yang terhenti pembangunannya saat ini.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, semula hanya 22 proyek dari total 34 proyek mangkrak yang akan dilanjutkan. Namun, setelah melalui proses negosiasi, jumlahnya bertambah satu menjadi 23 proyek. Sedangkan sisanya akan dihentikan. (Baca: PLN Lanjutkan Separuh dari 34 Proyek Listrik Mangkrak)
Dari 23 proyek tersebut, sebanyak 17 pembangkit dilanjutkan pembangunannya oleh kontraktor lama. Sedangkan sisanya sebanyak enam proyek akan diambil alih oleh PLN. “Tapi kami masih berhitung dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),” kata Sofyan di Jakarta, Jumat (18/11).
Menurut dia, proses pembangunan 17 proyek pembangkit itu sudah mulai berjalan sekitar 1-2 bulan yang lalu. Hal ini setelah tercapainya kesepakatan dalam proses negosiasi antara PLN dengan perusahaan pembangkit yang mengelola sebelumnya.
Sofyan mengatakan, beberapa pembangkit dari 17 proyek itu dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sayangnya, dia tidak mau menyebutkan perusahaan BUMN itu. “Dengan BUMN mudah negosiasinya dan mereka mau melanjutkan. Kami negosiasi satu per satu,” ujar dia.
Ada banyak penyebab mangkraknya proyek pembangkit tersebut. Salah satu contohnya adalah perhitungan proyek kurang matang. Misalnya, tender dilakukan sebelum analisa tanah diselesaikan. Setelah tender, lahan yang akan dipakai untuk membangun ternyata tidak cocok dan harus diganti atau digeser. Hal ini akan menambah biaya bagi pengembang.
(Baca: Subsidi Listrik Dicabut, ESDM: Dananya Untuk Bangun Infrastruktur)
Ada lagi, masalah pasokan bahan bakar untuk pembangkit, contohnya gas. Ketika belum membangun dijanjikan ada pasokan gasnya. Tapi setelah terbangun, gas tersebut tidak tersedia. “Jadi persoalan banyak sekali. Kami buka satu-satu sekarang,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menjelaskan, lahan di proyek yang tidak bisa dilanjutkan rencananya akan dibangun transmisi. “Dari 11 proyek yang terminasi, ada sekitar lima proyek yang masih berupa lahan. Ini akan dibangun transmisi,” kata dia kepada Katadata.
Ia belum bisa memastikan potensi kerugian negara dari proyek mangkrak tersebut. Yang jelas, nilai investasi dari 34 proyek tersebut mencapai Rp 11,2 triliun. Dari jumlah itu, nilai 11 proyek yang dihentikan Rp 2,3 triliun. (Baca: Jokowi Ancam Bawa Masalah Pembangkit Mangkrak ke KPK)
Proyek mangkrak ini tersebar di seluruh Indonesia, kecuali Jawa dan Bali. Perinciannya, lima proyek di Sumatera, 10 proyek di Kalimantan, 14 proyek di Sulawesi dan Nusa Tenggara, lima proyek di Maluku dan Papua. Total kapasitasnya. 633,8 Mega Watt (MW).