Konsorsium Investor Jepang Berpeluang Garap Pembangkit Jawa 1

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
10/9/2016, 09.00 WIB

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengaku belum menerima bocoran atau laporan resmi terkait pemenang lelang proyek pembangkit Jawa 1 ini. "Belum ada informasi yang masuk, tunggu pengumuman resmi lah," ujarnya.

Seperti diketahui, PLN memutuskan menunda batas akhir penutupan proses tender proyek Pembangkit Listrik Jawa 1. Perusahaan setrum ini beralasan langkah tersebut dilakukan karena permintaan dari sebagian peserta tender.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nieke Widyawati mengatakan, hampir semua konsorsium peserta tender meminta pengunduran tenggat waktu. PLN bersedia memenuhi permintaan tersebut hingga Agustus lalu.

“Kami hanya bisa memperpanjang sampai satu bulan saja. Kami tidak bisa lagi menunggu lama-lama karena kami didorong-dorong untuk cepat,” kata Nieke, 22 Juli lalu. (Baca: Pertamina Ancam Mundur, PLN Ngotot Lelang Pembangkit Jawa 1)

Pengunduran batas akhir lelang ini lantaran PLN mengubah ketentuan tender pada Mei lalu. Perubahan itu berupa ketentuan pemenang harus menggunakan gas dari Lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua, sebagai bahan bakar pembangkit Jawa 1. Keputusan tersebut sempat menuai respons keras dari peserta lelang.

Pertamina misalnya, mengancam mundur dari proses tender. “Sebenarnya tidak masalah, tetapi supaya fair seharusnya dari dulu diubah. Jangan tinggal dua bulan berubah,” kata Ketua Konsorsium Pertamina Ginanjar, akhir Mei lalu. Belakangan, Pertamina tetap mengikuti tender tersebut.

Sekadar informasi, Jawa 1 merupakan pembangkit listrik terbesar yang menggunakan gas dalam megaproyek pembangkit listrik 35 gigawatt (GW). Kapasitasnya mencapai 2x 800 MW. Pemenang lelang proyek ini memiliki masa konsesi 25 tahun sebelum diserahkan kepada negara dalam hal ini PLN.

Adapun kebutuhan gas untuk operasionalnya mencapai 250 mmfcfd. Alhasil, proyek ini dapat memenuhi persyaratan megaproyek 35 GW, yaitu membangun pembangkit listrik tenaga gas sebesar 20 persen dari total program pemerintah tersebut.

Halaman: