Masalah pasokan listrik masih menghantui sebagian wilayah Indonesia. Apalagi, perlu waktu cukup lama untuk merampungkan pembangunan pembangkit listrik 35 gigawatt yang diharapkan dapat menyinari pelosok tanah air. Kepulauan Nias menjadi salah satu korban masalah pasokan listrik dengan krisis 20 megawatt dari beban puncaknya sebesar 24 MW.
Atas hal ini, PT Perusahaan Listrik Negara enggan disalahkan. Direktur Bisnis Regional Sumatera Amir Rosidin mengatakan pemadaman listrik di Nias akibat penyedia jasa sewa mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diese (PLTD)l Nias melakukan pemutusan sepihak dua hari sebelum jatuh tempo. Padahal, seharusnya hal tersebut dilakukan dua bulan sebelum jatuh tempo.
“Penghentian operasi mesin secara sepihak sangat disesalkan karena hal ini berhubungan dengan pelayanan listrik PLN kepada para pelanggan,” kata Amir dalam keterangan resmi yang diterima Katadata, Jakarta, Senin, 4 April 2016. Sebab, dia melanjutkan, PLN telah menuntaskan kewajibannya. (Baca: Daerah Krisis Listrik, Jokowi Resmikan Pembangkit Terapung).
Kontrak sewa PLTD berakhir pada 25 Maret 2016 dan Pembayaran tahap satu dilakukan pada 23 Maret 2016 sebesar Rp 9 miliar. Sisanya, pembayaran tahap kedua dilakukan pada 1 April 2016 sebesar Rp 9 miliar. Dengan demikian kewajiban PLN terhadap penyedia sewa telah dipenuhi. Namun pada tanggal yang sama pihak penyedia sewa PLTD menghentikan operasi.
Pada kesepakan berikutnya kontrak sewa diperpanjang hingga Maret 2017, tetapi amandemen sewa hanya ditandatangani oleh salah satu penyedia sewa saja yakni PT Kutilang Paksi mas (KPM). “Kami mohon maaf atas pemadaman yang terjadi dan memohon kepada semua pihak agar mendukung PLN Wilayah Sumut untuk dapat mengatasi krisis listrik,” ujar Amir. (Baca juga: BUMN Batal Garap Bendungan dan Pembangkit Listrik).
Untuk mengatasi krisis listrik Nias, PLN Wilayah Sumatera Utara telah melakukan audiensi ke Kantor Gubernur Sumatera Utara. Dalam audiensi tersebut GM PLN Wilayah Sumut Agung Nugraha melaporkan permasalahan yang terjadi di Nias kepada Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Dia meminta dukungan terhadap usaha yang dilakukan PLN.
Selain ke Gubernur, pada hari yang sama, Sabtu, 2 April 2016, GM PLN Wilayah Sumut berkoordinasi dengan aparat demi kepentingan keamanan dan ketertiban. Komandan Komando Resort Militer Sibolga mengkoordinasi Kodim dan Polres Nias untuk membantu PLN segera menormalkan kelistrikan di pulau itu. Diadakan pula pertemuan dengan tokoh Muspida Plus, Tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Untuk memastikan aliran listrik di lokasi strategis, PLN juga mendatangkan 10 genset dari seluruh area di wilayah Sumut, antara lain Sibolga 6 x 50 kVa, Binjai 3 x 100 kVA, Pematang Siantar 1 x 100 kVA, Padang Sidimpuan 2 x 100 kVA + 50 kVA, Medan 1 x 100 kVA, Lubuk Pakam 1 x 100 kVA, dan Rantau Prapat 1 x 100 kVA. Keseluruhan genset ini sudah terpasang dengan kapasitas 650 kVA. Ada pula tujuh genset tambahan dengan kapasitas 600 kVA. (Lihat pula: Pengadaan Pembangkit Listrik Terapung Diduga Penuh Kejanggalan).
Disisi lain, PLN terus bernegosiasi dengan pemilik mesin di Amerika maupun perwakilan di Indonesia. Perusahaan pelat merah itu juga akan memobilisasi genset di Langsa sebesar 12 MW menuju Nias. Upaya terakhir yang akan dilakukan adalah membeli mesin PLTD sebesar 10 MW. Dengan langkah-langkah ini, PLN berharap krisis listrik di Nias dapat teratasi.
Kontributor: Miftah Ardhian