ConocoPhillips dan Adaro Siap Pasok Bahan Bakar Pembangkit Listrik

KATADATA
ConocoPhillips siap memasok bahan bakar untuk proyek pembangkit listrik 35 GW.
9/6/2015, 16.47 WIB

KATADATA ? Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) ConocoPhillips Indonesia dan perusahaan batubara PT Adaro Energy Tbk siap menyuplai pasokan bahan bakar proyek pembangkit listrik 35 giga watt (GW).

VP Commercial ConocoPhillips Indonesia Taufik Ahmad mengatakan, banyak kendala yang dihadapi perusahaan migas untuk bisa memasok kebutuhan untuk industri di dalam negeri. Salah satunya adalah perizinan yang masih berbelit. 

Dia meminta pemerintah memotong birokrasi perizinan di sektor migas tersebut. Persoalannya, alur distribusi migas di Indonesia tergolong paling lama dibandingkan negara lain, yakni mencapai 15 tahun untuk membawa gas dari tambang ke pengguna akhir. Itu pun belum termasuk periode eksplorasi yang memakan waktu 5 tahun-7 tahun.

?Jadi total butuh 22 tahun untuk sampai ke konsumen akhir, seperti PLN,? kata Taufik  dalam acara ?Indonesia Green Infrastructure Summit 2015? di Jakarta, Selasa (9/6).

(Baca Ekonografik: 18 Izin Migas di ESDM Paling Dikeluhkan)

Padahal, lanjut dia, kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) yang berlaku di Indonesia hanya 30 tahun. Belum lagi, waktu yang dibutuhkan untuk perpanjangan kontrak berkisar 24 bulan-26 bulan.

Selain itu, perusahaan migas pun masih menghadapi persoalan tanah. Dia mengatakan, sulit untuk mendapat izin karena harus melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga Kementerian Pertanian.

?Kalau perizinan bisa dipangkas, penyerahan gas dari perusahaan ke pengguna akhir bisa lebih cepat,? tutur dia.

(Baca Ekonografik: Reformasi Perizinan Migas Dimulai)

Chief Financial Officer (CFO) Adaro David Tendian juga menyampaikan, bahwa perseroan memiliki 12,8 miliar ton batubara dan 1,1 miliar ton cadangan. Dia juga optimistis, pembiayaan untuk pembangkit listrik batubara akan lebih murah bagi Indonesia. Hingga kemudian, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

?Kami ambil batubara untuk listrik dengan membangun pembangkit listrik yakni di Jawa Tengah dan ada satu lagi yang masih tahap eksekusi. Sebetulnya pembangkit listrik batubara adalah sumber energi yang terjangkau, misalnya di Cina,? tutur David.

Seperti diberitakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah melimpahkan 20 perizinan dari 42 perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pelimpahan ini untuk mempercepat proses perizinan yang selama ini dinilai menghampat kegiatan investasi di sektor migas. 

Reporter: Desy Setyowati