KATADATA ? Pemerintah Cina menyatakan siap bertanggung jawab atas buruknya kualitas pembangkit listrik yang masuk dalam Fast Track Progam (FTP) 10.000 megawatt (MW). Cina akan membeli seluruh pembangkit listrik yang dibangunnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan saat ini ada lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Cina, yang sudah menyatakan akan membeli kembali seluruh pembangkit listrik tersebut.
(Baca: Pemerintah Kecewa Kapasitas Pembangkit Listrik dari Cina Rendah)
Kesediaan tersebut disampaikan ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Cina Maret lalu. Usai kunjungan tersebut, pemerintah Cina kemudian memerintahkan duta besarnya di Indonesia untuk bertemu dan membahas dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Sudirman belum bisa memastikan apa saja perusahaan Cina yang akan membeli pembangkit tersebut. Dia hanya mengatakan setelah dibeli kembali, seluruh pembangkit tersebut akan diperbaiki. Selanjutnya, pembangkit listrik tersebut akan disewakan kembali ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Terkait dengan rencana pembelian pembangkit tersebut, PLN merasa masih perlu melakukan pertimbangan. "PLN sedang mempertimbangkan minat dari 5 BUMN Cina," kata Sudirman kepada Katadata, Jumat (24/4).
Saat ini kemampuan produksi pembangkit listrik yang dibangun kontraktor Cina hanya 30 persen-55 persen dari kapasitasnya. Kemampuan produksi ini jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik yang dikerjakan oleh kontraktor Jerman, Prancis, atau Amerika Serikat yang mencapai 75 persen-80 persen. Akibat rendahnya kapasitas produksi, distribusi listrik menjadi tidak maksimal.
?Artinya kalau PLN butuh listrik untuk 100 orang, yang buatan Cina ini hanya cukup untuk 50 orang. Nilai investasi sama besarnya (dengan pembangkit listrik lain) tapi performance beda,? kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy S Priatna.
Pemerintah menyatakan kekecewaannya atas rendahnya kualitas pembangkit yang dibangun Cina tersebut. Karena kekecewaan ini, pemerintah menginginkan PLN menyewakan kembali pembangkit tersebut kepada investor Cina yang membangun pembangkit tersebut.