KATADATA ? Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bisa menyediakan tambahan listrik sebesar 210 megawatt (MW) untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut). Tambahan ini untuk mengatasi krisis listrik di wilayah tersebut, mengingat pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sedang bermasalah.
"Sebenarnya sudah dialirkan 90 MW (dari Inalum). Jadi akan dapat tambahan 210 MW akhir tahun. Kami harap, saat natal dan tahun baru Sumut sudah dapat listrik," ujar Rini, usai serah terima jabatan (sertijab) Menteri BUMN, di kantornya, Jakarta, Jumat (31/10).
Rini menjelaskan masalah krisis listrik di Sumut ini cukup menjadi perhatian Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kemarin pagi (30/10) presiden memanggil para menteri, dan mengingatkan masalah krisis listrik di wilayah tersebut harus segera diatasi. (Baca: Krisis Listrik di Depan Mata, Pemerintah Perlu Bangun Pembangkit Baru)
Pada rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kata Rini, ada yang mengingatkan bahwa sebenarnya ada pasokan listrik yang tersedia di Inalum. Sore harinya, Rini langsung menggelar rapat dengan Inalum dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dia pun berharap, listrik dari Inalum ini sudah bisa dialirkan dalam 2 bulan ke depan.
Menurut Rini, permasalahan utama persoalan listrik di Sumut adalah karena salah satu pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 180 MW, di Belawan disita oleh Kejaksaan. Rini mengaku akan terus mengupayakan agar Kejaksaan tidak menyita aset yang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut. Dia akan secara aktif mendorong pihak Kejaksaan untuk menyelesaikan persoalan tanpa menahan fasilitas publik tersebut.
Selain itu ada juga persoalan lainnya, yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Labuhan Angin yang sedang bermasalah. Pembangunan 3 PLTU yang sudah direncanakan sejak 1998 dan 2005 juga terhambat. Pihak swasta yang menjadi kontraktor pembangkit ini gagal menyelesaikan pembangunan pembangkit tersebut.