Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyatakan Lapangan Kepodang siap menyalurkan gas. Pihaknya tinggal menunggu persetujuan dari Menteri ESDM Arifin Tasrif terkait perubahan hak partisipasi Blok Muriah.
Lapangan Kepodang merupakan bagian dari Blok Muriah. Lapangan tersebut berhenti menyalurkan gas karena operator sebelumnya, Petronas, menyatakan kondisi kahar.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyatakan operasional penyaluran gas Lapangan Kepodang secara teknis telah siap 100%. "Menunggu persetujuan legal administratif, yakni perubahan hak partisipasi dan operator dari Menteri ESDM," kata Julius kepada katadata.co.id, Selasa (28/4).
Dengan persetujuan Menteri ESDM, Julius yakin penyaluran gas Lapangan Kepodang bisa dimulai."Harusnya ya sesegera mungkin, syarat-syarat administratifnya sudah terpenuhi," katanya.
Lebih lanjut, menurut Julius, hak partisipasi Blok Muriah akan beralih dari Petronas ke Saka Energi. Saka Energi merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Nantinya Saka Energi akan akan menjadi operator Blok Muriah dengan hak partisipasi 90%. Sedangkan sisa 10% akan diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
(Baca: Petronas Resmi Serahkan Pengelolaan Lapangan Kepodang ke Saka Energi)
Sebelumnya, PGN menargetkan penyaluran gas dari Lapangan Kepodang Blok Muriah dapat dimulai pada awal Februari tahun ini. Direktur Komersial PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan perusahaan akan mendorong Saka Energi mengeksplorasi dan memproduksi Blok Muriah. Dengan begitu, ada perbaikan portofolio perusahaan.
Pasalnya, PGN merugi karena Petronas mengklaim Lapangan Kepodang dalam kondisi kahar.
PGN mengklaim kehilangan potensi laba bersih sebesar US$ 17,3 juta atau setara Rp 245 miliar. Sebab, perusahaan gas pelat merah itu memiliki 20% hak partisipasi di Blok Muriah melalui Saka Energi Muriah Ltd (SEML).
Selain itu, PGN memiliki Gas Transportation Agreement (GTA) dengan Petronas untuk penyaluran gas ke Pipa Kalija I milik PGN sebesar 104 MMscfd hingga 2027. Namun PGN tidak pernah mendapat pasokan gas yang cukup dari Petronas.
Rinciannya, realisasi penyaluran gas pada 2015 hanya 86,06 mmscfd, pada 2016 hanya 90,37 mmscfd, dan pada 2017 hanya sebesar 75,64 mmscfd. Berdasarkan data SKK Migas, produksi Lapangan Kepodang terakhir kali hanya mencapai 20 juta mmscfd.
Hal itu dipicu jumlah cadangan yang hanya sebesar 30–35 persen dari rencana pengembangan (PoD). Dengan kondisi tersebut, produksi Lapangan Kepodang diperkirakan habis pada 2017.
(Baca: BPH Migas Harap Petronas Tetap Manfaatkan Pipa Kalija 1 Milik PGN)