Serapan Industri Rendah, Pertamina EP Turunkan Produksi Gas 200 MMscfd

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pipa jaringan milik PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau di area Stasiun Pengumpul (SP) 8, Alur Bemban, Aceh Tamiang, Aceh. Pertamina EP menurunkan produksi gas dari seluruh aset miliknya lantaran rendahnya serapan gas oleh industri imbas pandemi corona.
14/5/2020, 12.42 WIB

PT Pertamina EP atau PEP menyatakan pandemi corona telah membuat aktivitas industri turun siginifikan. Hal tersebut membuat PEP harus menurunkan produksi dari seluruh aset miliknya hingga 200 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan, penurunan serapan produksi utamanya terjadi pada industri yang mengurangi kegiatan operasionalnya di masa pandemi ini.

"Penyerapan turun terutama dari sektor industri kelistrikan, pupuk dan lainnya. Hari ini berkurang sekitar 200 mmscfd dari semua Asset PEP," kata Nanang kepada Katadata.co.id, Kamis (14/5).

Dengan adanya kondisi tersebut, maka perusahaan pun melakukan penyesuaian produksi dengan malakukan proses ‘bean-down’ dari sumur-sumur gas miliknya. Adapun menurut Nanang opsi lainnya yaitu mematikan sumur sumur yang murni  memproduksi gas.

(Baca: Stok LNG Menumpuk, Pertamina hingga Chevron Sesuaikan Produksi Gas)

Meski demikian, opsi mematikan sumur gas merupakan pilihan terakhir. Pasalnya, perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang cukup banyak jika harus mengaktifkan kembali sumur tersebut. "Mematikan sumur gas opsi terakhir, lebih banyak bean down," kata Nanang.

Adapun menurut Nanang produksi minyak perusahaan saat ini untuk minyak mencapai 79.741 barel minyak per hari (bopd) dan pencapaian produksi minyak year to date (ytd) mencapai 81.047 bopd. Sementara untuk produksi gas saat ini mencapai 786 mmscfd dan capaian produksi gas mencapai 912 mmscfd.

Sebelumnya, PEP juga menyebutkan bahwa perusahaan terpaksa menunda rencana pengeboran satu sumur eksplorasi ke tahun depan. Nanang menjelaskan bahwa tahun ini perusahaan berencana mengebor 10 sumur eksplorasi. Hanya saja, satu di antaranya diproyeksi bergeser ke kuartal pertama 2021

Adapun, sumur tersebut yaitu sumur Camelia-1 yang berada di wilayah Sumatera Utara. Hal ini lantaran sumur tersebut merupakan sumur dalam yang bertekanan dan memiliki suhu tinggi, sehingga butuh persiapan yang matang serta memerlukan alat bor khusus yang didatangkan dari luar negeri.

(Baca: Laba Pertamina EP di Kuartal I 2020 Naik Meski Harga Minyak Turun)

Reporter: Verda Nano Setiawan