Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM berhasil menemukan potensi migas di 12 wilayah kerja. Penemuan tersebut merupakan hasil survei seismik yang dilaksanakan pemerintah di seluruh wilayah Indonesia.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman menjelaskan Indonesia memiliki 128 cekungan sedimen. Terdapat 20 cekungan sudah berproduksi dan 27 cekungan telah dibor dan ditemukan minyak.
Sedangkan 13 cekungan dibor tanpa penemuan minyak, dan 68 cekungan belum dieksplorasi. Sebagian besar cekuang tersebut berada di kawasan Timur Indonesia.
Pihaknya pun merekomendasikan 38 wilayah kerja migas untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.
(Baca: Pemerintah Diminta Sediakan Data Migas Berkualitas untuk Gaet Investor)
Saleh pun mengatakan pemerintah telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui potensi migas di wilayah kerja tersebut.
"Kami berikan rekomondasi ke Dirjen Migas untuk menjadi wilayah kerja penawaran," ujar Saleh dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (8/7).
Dari hasil survei yang telah dilaksanakan pemerintah, terdapat sumber daya potensial di Arafura Selatan untuk skenario minyak sebesar 6144.54 MMBO dan gas sebesar 7.36 TCF. Sedangkan Blok Teluk Bone Utara skenario minyak sebesar 239,79 MMBO dan gas sebesar 1.16 TCF.
Berikutnya Blok Atsy skenario minyak sebesar 750 MMBO dan gas sebesar 0,9 TCF. Kemudian Blok Mamberamo skenario gas sebesar 7.58 TCF. Blok Boka Blok Boka total sumber daya potensial untuk minyak mencapai 930 MMBO dan gas mencapai 1.1 TCF.
Blok Buru sebesar 118.54 MMBO skenario minyak dan 118.13 BSCF skenario gas. Blok Aru-Tanimbar Offshore untuk gas mencapai 0.14 TCF. Blok Biak skenario minyak sebesar 8,44 MMBO dan gas sebesar 0.01 TCF.
Blok Wamena sebesar 263.75 MMBO untuk skenario minyak dan 0.40 TCF skenario gas. Lalu Blok Sahul 150.75 MMBO skenario minyak dan 0,18 TCF skenario gas. Kemudian Blok Selaru 4.060 MMBO skenario minyak dan 4,8 TCF skenario gas.