Harga minyak turun pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (22/12). Penyebaran cepat varian baru Covid-19 di Inggris memicu hal tersebut.
Melansir dari Bloomberg, harga minyak Jenis Brent melemah 0,41% menjadi US$ 50,70 per barel. Lalu, harga minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), turun 2,77% menjadi US$ 47,74 per barel pada pukul 10.32 WIB. Padahal, sepekan sebelumnya keduanya mencetak rekor tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
Kemarin, kedua kontrak minyak tersebut turun hampir 3%. Pemerintah Inggris memperingatkan varian baru virus corona itu menyebar jauh lebih cepat dari jenis sebelumnya. India, Pakistan, Rusia, Yordania, dan Hong Kong lalu bergabung bersama negara Eropa lainnya untuk menangguhkan perjalanan dari Inggris.
Padahal, Inggris saat ini sedang melakukan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa. “Ini mimpi buruk sebelum Natal,” kata Kepala Strategi Pasar Axi, Stephen Innes, dikutip dari Reuters.
Di saat yang sama, nilai dolar AS sedang menguat. Komoditas minyak menjadi kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lain. “Risiko penurunan lebih besar daripada kenaikan, sampai kami lebih memahami bagaimana politisi bereaksi pada 2021. Apakah akan ada lockdown lagi?” ujar Innes.
Varian Baru Virus Corona di Inggris
Pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan beberapa ilmuwan mengumumkan galur baru virus corona. Virus ini 70% lebih menular ketimbang varian Covid-19 di Wuhan, tapi tidak lebih mematikan.
Hal ini membuat infeksinya berkembang cepat di bagian tenggara Inggris.Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan belum ada bukti klinis virus jenis baru ini dapat menimbulkan gejalan lebih parah. Selain itu, virusnya masih dapat dicegah dengan vaksin yang telah dikembangkan.
Johnson pun meningkatkan pembatasan dari level 3, ke tingkat tertinggi level 4, untuk London dan beberapa kota besar lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus menggali informasi dari pejabat Inggris mengenai varian baru virus corona. Badan PBB tersebut pada Minggu (20/12), mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus tersebut.
"Kami berkoordinasi erat dengan pejabat Inggris. Mereka akan terus berbagi informasi dan hasil analisis serta riset mereka yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan WHO.
WHO juga mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan. Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan disiplin.
Sejumlah negara Eropa pun mulai memberlakukan pembatasan perjalanan dengan rute Inggris. Belanda misalnya, melarang maskapai penerbangan membawa penumpang dari Inggris mulai Minggu lalu. “Larangan itu akan berlaku sampai 1 Januari 2021,” kata pemerintah Belanda melalui pernyataan tertulisnya pada Minggu pagi.