Menko Airlangga Hartanto telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk meredam dampak eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama pascaserangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4).
Kementerian ESDM menilai konflik yang terjadi antara Israel dan Iran saat ini berpotensi mengerek harga minyak. Meski begitu kebijakan harga BBM dipastikan tidak akan berubah.
Kementerian ESDM memprediksi konflik antara Iran dan Israel berpotensi menaikkan harga minyak mentah dunia hingga US$ 10 per barel dari level saat ini.
Kementerian ESDM memproyeksikan harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dapat menembus US$ 100 per barel jika eskalasi konflik Israel-Iran berlanjut.
Harga minyak kembali naik usai negosiasi gencatan senjata Hamas dan Israel jalan di tempat. Hal ini kembali menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik geopolitik.
Harga minyak turun hingga 2% dengan Brent kembali ke level di bawah US$ 90 per barel usai Israel menyatakan telah menarik mundur tentaranya dari Jalur Gaza dan bersiap negosiasi gencatan senjata.
Harga minyak mentah Brent telah menembus US$ 90 per barel pada Kamis (4/4). Bank of America memprediksi harga dapat menyentuh US$ 95 per barel pada musim panas tahun ini.
Harga minyak semakin mendekati US$ 90 per barel seiring meningkatnya risiko gangguan pasokan imbas perang Rusia-Ukraina dan potensi meluasnya konflik di Timur Tengah.