Optimisme Baru dari Temuan Cadangan Minyak Petronas di Jawa Timur

123RF.com/_fla
Ilustrasi. Petronas menemukan cadangan minyak baru di sumur eksplorasi Hidayah-1 Blok North Madura II.
25/2/2021, 16.45 WIB
  • Petronas menemukan cadangan minyak di Blok North Madura II, Jawa Timur.
  • Temuan ini bakal mendorong potensi hulu migas RI.
  • Namun, para kontraktor butuh berbagai insentif dan bantuan untuk meningkatkan investasi hulu migas. 

Kabar penemuan cadangan minyak di Jawa Timur menimbulkan optimisme baru di industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Petronas melalui anak usahanya, Petronas Carigali North Madura II Ltd, berhasil menemukannya di sumur eksplorasi Hidayah-1 Blok North Madura II. 

Pengeboran sumur tersebut mulai dilakukan pada 7 Januari 2021 dan telah mencapai kedalaman 2.739 meter. Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan setelah temuan itu, maka upaya percepatan terus dilakukan. 

Namun, keputusan investasi hulu migas harus menunggu perbaikan harga minyak dalam satu periode. Peningkatan harga yang terjadi saat ini memang lebih cepat dari prediksi awal. "Apakah langsung ada pengaruhnya di lapangan? Saya kira investor masih menunggu perkembangan harga yang lebih stabil," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (25/2).

Sebagai informasi, harga minyak telah naik lebih 30% sejak awal tahun ini. Sentimen vaksinasi Covid-19 di beberapa negara plus pemotongan pasokan dari organisasi pengekspor minyak serta sekutunya alias OPEC+, turut mendorong kenaikan tersebut. Beberapa investor, melansir dari Reuters, bahkan telah menumpuk kontrak opsi minyak hingga US$ 100 per barel. 

Grafik Databoks berikut ini menampilkan pergerakan harga minyak dalam setahun terakhir. 

Kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS, Susana menyebut, sedang bersiap merealisasikan kegiatannya, sesuai dengan rencana program dan bujet (WP&B). Tambahan kegiatan baru akan terlihat di kuartal tiga dan empat tahun ini. 

Berdasarkan WP&B 2021, SKK Migas menargetkan pengeboran blok konvensional, terdiri dari lima sumur eksplorasi dan 36 sumur produksi. Sedangkan untuk blok nonkonvensional, targetnya ada di satu sumur eksplorasi.

Rasio kesuksesan rasio kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di Indonesia berada di angka 30%. "Kami berharap kesuksesan yang akan diperoleh tahun 2021 lebih tinggi," ujar Susana.

Untuk kegiatan survei seismik dua dimensi atau 2D, hingga 12 Februari 2021 realisasinya mencapai 812 kilometer dari target 3.5969 kilometer. Survei di komitmen kerja pasti (KKP) open area hingga kini belum ada kemajuan dari target seribu kilometer. 

SKK Migas dan KKKS akan merealisasikan target-target itu melalui pemantauan kegiatan secara intensif. Langkah lainnya adalah kemudahan perizinan dan pembabasan lahan serta pengadaan peralatan. Tantangan saat ini masih tetap sama dengan tahun lalu. Pandemi Covid-19 menghambat laju pekerjaan di lapangan migas. 

Ilustrasi blok migas.  (Medco Energi)

Geliat Potensi Hulu Migas RI

Petronas berhasil menemukan lapisan yang berisi minyak dengan kualitas reservoir yang baik pada Formasi Ngimbang Karbonat. Hasil uji menunjukkan kandungan minyaknya mencapai 2.100 barel per Hari (BOPD). 

Hasil pengeboran sumur eksplorasi Hidayah-1 akan dievaluasi lebih lanjut untuk mengetahui besarnya potensi cadangan tersebut. Petronas Vice President of Exploration, Upstream, Emeliana Rice-Oxley menyatakan penemuan tersebut merupakan tonggak utama bagi Blok North Madura II.

Kondisi tersebut pun mendorong pengembangan eksplorasi di Indonesia. "Kami akan selalu berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan,” ujarnya.

Petronas merupakan operator dari lapangan Bukit Tua di lepas pantai Jawa Timur. Perusahaan asal Malaysia itu juga memiliki bekerja sama dengan enam KKKS lainnya yang berada di daratan dan lepas pantai Sumatera, Natuna, Jawa Timur, dan Kalimantan. 

Penemuan cadangan minyak ini menjadi penting karena setiap tahun angkanya terus menurun di Indonesia.  Berdasarkan catatan BP, turunnya cadangan disebabkan berkurangnya aktivitas eksplorasi , baik untuk offshore maupun onshore.

Pada 2011, realisasi pengeboran mencapai 79 sumur, tapi pada 2017 tinggal 48 sumur. Investasi di sektor migas membutuhkan dana yang sangat besar, terlebih lagi cadangan minyak nasional berada di lautan menjadi kendala eksplorasi.

Pengamat energi Salis S Aprilian mengatakan temuan cadangan minyak oleh Petronas akan berpengaruh pada geliat potensi hulu migas RI. Namun, hal itu perlu direspon Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas dengan memberikan dukungan evaluasi selanjutnya. 

Evaluasi itu termasuk proses pengeboran sumur pengembangan, persetujuan rencana pengembangan (POD), pengadaan barang, perizinan, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan lainnya.

Aturan yang selama ini menghambat harus segera ditemukan jalan keluarnya. "Dengan demikian, mudah-mudahan investor lain pun akan berdatangan," kata dia.

Kementerian ESDM berencana melelang 10 wilayah kerja (WK) migas pada 2021. Keberhasilan Petronas tersebut akan membuat investor mempertimbangkan lagi untuk melihat blok-blok yang ditawarkan. "Kalau datanya bagus dan cukup untuk bahan evaluasi, mereka akan mempertimbangkannya," kata Salis.

SKK Migas (Katadata)

Upaya Genjot Investasi Hulu Migas

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan potensi migas di Indonesia masih cukup besar. Namun, butuh lebih dari itu untuk menggairahkan investasi di Indonesia. Banyak negara lain menemukan cadangan lebih besar dengan kemudahan berinvestasi. 

Tahun lalu, misalnya, ada temuan cadangan gas di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan. Blok gas ini disebut penemuan keempat terbesar di dunia dalam satu dekade terakhir. 

Tapi investor sampai sekarang tak langsung berinvestasi. "Masih banyak yang perlu dilakukan dari penemuan cadangan untuk masuk ke tahap PoD," kata Moshe. 

Repsol Indonesia, operator Blok Sakakemang, baru saja memperoleh persetujuan PoD pada akhir tahun lalu. Nilai investasi untuk pengembangan lapangan itu diperkirakan mencapai US$ 359 juta atau sekitar Rp 5,06 triliun.  

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyebut temuan Petronas merupakan kabar baik industri migas domestik. Investor dan KKKS menjadi optimistis untuk meningkatkan kegiatan eksplorasinya.

Pemerintah, melalui KKKS Migas, dapat mendorong para kontraktor untuk lebih giat melakukan eksplorasi. Apalagi harga minyak dunia sedang dalam posisi yang cukup tinggi. 

Kontraktor perlu mendapat insentif, misalnya relaksasi pajak bagi KKKS yang melakukan kegiatan eksplorasi. “Industri migas adalah industri yang padat modal dan berisiko tinggi," ujarnya.

Mamit berpendapat temuan Petronas menjadi pemicu KKKS lain untuk berinvestasi di Indonesia. Skema pilihan kontrak bagi hasil (PSC), yaitu gross split dan cost recovery, dapat menjadi pemanis investasi migas Tanah Air.

Di sisi lain, perizinan antar lembaga perlu lebih mudah. Persoalan pembebasan lahan dan isu sosial lainnya harus mendapat bantuan pemerintah. “Dengan begitu, mereka tidak terjerat permasalahan yang tak kunjung selesai,” kata Mamit. 

Yang tak kalah penting adalah akurasi data seismik. Sudah saatnya pemerintah memperluas area seismik RI dengan teknologi tiga dimensi atau empat dimesin. 

Reporter: Verda Nano Setiawan