Kilang Pertamina Internasional (KPI), berhasil mendapatkan kontrak impor minyak mentah dari Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) secara jangka panjang. NNPC merupakan perusahaan migas pelat merah Nigeria.
Pada umumnya minyak mentah Nigeria dipasarkan di market internasional oleh international oil company (IOC) yang memiliki hak partisipasi, seperti Exxon Mobil, Chevron, Shell, Total, dan BP. Oleh karena itu, dengan kesepakatan langsung Pertamina dan NNPC, proses pengadaan minyak mentah dapat berjalan lebih efisien.
“Tentu dengan mendapatkan kontrak secara langsung akan lebih efisien dimana hal tersebut sejalan dengan rencana optimasi feedstock kilang ke depan,” kata Direktur Optimasi Feedstock & Produk KPI Yoki Firnandi dikutip dari Energia Weekly Pertamina, Senin (12/7).
Adapun kontrak impor minyak mentah berlaku mulai dari 2021 hingga 2023. Pasokan itu rencananya guna memenuhi kebutuhan kilang Pertamina. Sebelumnya pada periode 2017-2020 sebanyak 30% volume minyak mentah impor berasal dari Nigeria.
“Nigeria merupakan source Impor Minyak Mentah kedua terbesar Pertamina, setelah suplai Minyak Mentah Arabian Light Crude ke FOC I RU IV Cilacap dari NOC Arab Saudi Aramco,” ucap VP Feedstock & Inventory Management Sani Dinar Saifuddin.
Tak hanya itu, melalui kontrak secara langsung, KPI bersinergi dengan Subholding Shipping, Pertamina International Shipping (PIS), dalam hal transportasi angkutnya. Seperti kita ketahui baru baru ini PIS telah sukses luncurkan 2 kapal tanker minyak barunya yakni MT Pertamina Prime dan MT Pertamina Pride.
Simak perkembangan impor minyak mentah Indonesia pada databoks berikut:
Selain itu, Pertamina International Marketing & Distribution, Pte Ltd (PIMD) di bawah Subholding Commercial and Trading juga berperan dalam mendukung KPI dalam mendapatkan kontrak tersebut.
“Ini merupakan kolaborasi yang sangat baik antara KPI, PIS, dan PIMD. Kami bekerja sama untuk mendapatkan yang terbaik. Tak hanya untuk Pertamina melainkan Indonesia guna meningkatkan ketahanan energi nasional,” lanjut Yoki Firnandi.
Adapun untuk mendapatkan kontrak itu bukanlah perjalanan yang mudah, Pertamina harus bersaing dengan 500 perusahaan yang mendaftar. Kontrak secara langsung kepada NPCC merupakan pencapaian perdana Pertamina.