Harga Minyak RI Juli US$ 72,17 per Barel, Naik Tiga Bulan Berturut

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang petugas bekerja di area Refinery Unit V Pertamina Balikpapan Kalimantan Timur (22/7).
4/8/2021, 20.04 WIB

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Juli 2021 ditetapkan US$ 72,17 per barel, naik US$ 1,94 dari bulan sebelumnya US$ 70,23. Penetapan ICP ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 138.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli 2021.

Begitu juga dengan ICP Sumatera Light Crude (SLC) yang naik US$ 1,83 dari US$ 70,82 menjadi US$ 72,65 per barel. Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional.

"Di antaranya terkait permintaan minyak. OPEC merevisi naik estimasi permintaan triwulan III 2021 sebesar 60 ribu barel menjadi 98,19 juta barel per hari (bph) pada laporan publikasi bulan Juli 2021," demikian papar Tim Harga Minyak, dikutip Rabu (4/8).

Selain itu, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), terdapat peningkatan permintaan bensin (gasoline) di Amerika Serikat (AS) pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar 152 ribu bph menjadi 9,3 juta bph.

Faktor lainnya adalah terkait pasokan/produksi dan stok minyak. OPEC menurunkan proyeksi tingkat produksi negara-negara non-OPEC pada 2021 sebesar 30 ribu bph menjadi 63,8 juta bph pada publikasi OPEC bulan Juli 2021, dibandingkan bulan sebelumnya.

Kemudian EIA melaporkan penurunan stok Amerika Serikat (AS) pada akhir Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. EIA dalam laporan Juli 2021 memperkirakan penurunan stok minyak mentah dunia terbesar dalam 10 tahun terakhir pada triwulan III 2021.

Stok minyak mentah komersial turun sebesar 16,7 juta barel menjadi 435,6 juta barel sedangkan stok gasoline turun 7,4 juta barel menjadi 234,2 juta barel.

Peningkatan harga minyak mentah dunia selama Juli 2021 juga disebabkan oleh perbaikan ekonomi AS yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan mencapai 7,4%, setelah sempat terkontraksi 3,5% pada 2020.

"Terdapat peningkatan throughput kilang dunia pada Juni 2021 sebesar 1,6 juta bph dibandingkan Mei 2021, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan pada Juli dan Agustus dengan penambahan lanjutan hingga 2,7 juta bph," papar Tim Harga Minyak.

Peningkatan indeks aviasi dunia di bulan Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya juga turut menopang kenaikan harga minyak. Indeks aviasi dunia saat ini memiliki tren menuju level 50% sebelum pandemi, khususnya dipicu negara di Eropa dan Asia.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh real-time traffic index atau kondisi kepadatan jalan raya di beberapa negara utama Asia seperti Tiongkok, Taiwan, Singapura dan Malaysia yang mengalami peningkatan pada Juli 2021 dibandingkan Juni.

Di sisi lain kembali beroperasinya kilang terbesar Jepang Eneos di Kashima yang berkapasitas CDU 168 ribu bph, dan Sendai yang berkapasitas CDU 145 ribu bph sedikit menahan laju kenaikan harga minyak. Kedua kilang ini kembali beroperasi setelah ditutup sejak Juni hingga awal Juli 2021.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Juli 2021 dibandingkan bulan Juni 2021 sebagai berikut:

  • Dated Brent naik sebesar US$ 1,99 per barel dari US$ 73,04 per barel menjadi US$ 75,03 per barel
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 1,08 per barel dari US$ 71,35 per barel menjadi US$ 72,43 per barel
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,64 per barel dari US$ 71,81 per barel menjadi US$ 73,46 per barel
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,89 per barel dari US$ 73,41 per barel menjadi US$ 74,29 per barel

Simak perkembangan harga minyak dunia pada databoks berikut:

Reporter: Verda Nano Setiawan