Kelistrikan Asia Didominasi PLTU, Adaro: Prospek Batu Bara Masih Cerah

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4/2020).
6/9/2021, 18.31 WIB

Adaro pun tahun ini menargetkan produksi batu bara sebesar 52-54 juta ton. Mahardika mengatakan bahwa perusahaan optimistis dapat merealisasikan target tersebut.

Sementara, guna menekan biaya, Adaro akan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel dan menggunakan listrik dari panel surya. "Kami kontrol, kami usahakan kontrol. Keunggulan kami dalam efisiensi biaya adalah kunci dari kinerja kami," katanya.

Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan berkode emiten ADRO ini mencatatkan laba inti sebesar US$ 330 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun, naik 45% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adaro juga mencatatkan EBITDA sebesar US$ 635 juta (Rp 9 triliun), naik 36% yoy, yang ditopang naiknya pendapatan bersih sebesar 15% yoy menjadi US$ 1,56 miliar (Rp 22,2 triliun). Kenaikan tersebut utamanya disebabkan karena kenaikan harga jual rata-rata (ASP) batu bara sebesar 25%.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan