Strategi PLN Genjot Konsumsi Listrik di Tengah Pemulihan Ekonomi

Arief Kamaludin|KATADATA
PLN
21/9/2021, 16.44 WIB

Hadirnya aturan ini menurut Bob akan menurunkan harga jual kendaraan listrik di Indonesia, yang tentunya dapat meningkatkan penggunaan dan investasi kendaraan listrik di Indonesia. "Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi listrik lebih baik lagi," katanya.

PLN pun memastikan telah siap menyediakan listrik untuk pemilik kendaraan listrik. PLN memberikan insentif kepada pengguna kendaraan listrik berupa seperti biaya penyambungan guna tambah daya listrik di rumah, diskon tarif listrik selama tujuh jam dari pukul 22.00-05.00 WIB untuk pengisian daya kendaraan listrik di rumah.

Untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik, PLN juga telah menyediakan 42 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun ini PLN merencanakan penambahan 168 unit SPKLU baru secara total. Sebanyak 67 unit SPKLU di antaranya bakal dibangun oleh PLN sendiri, sementara sebanyak 101 unit SPKLU diharapkan bisa dibangun oleh swasta.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari optimistis pemulihan ekonomi yang mulai terasa bisa mendorong perbaikan konsumsi listrik. ESDM terus mengawal PLN dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan.

"Kami berharap seluruh sektor bisa berjalan normal. Dengan adanya program hidup bersama pandemi dan ekonomi mulai bergeliat, kami berharap konsumsi listrik juga mulai membaik," kata Ida.

Konsumsi listrik di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sempat anjlok pada masa awal pandemi Covid-19 menyerang Indonesia, simak databoks berikut:

Untuk diketahui, sektor industri bahkan mencatatkan pertumbuhan konsumsi listrik yang cukup signifikan mencapai 10,5% selama Agustus 2021. Adapun sektor industri yang mengalami pertumbuhan khususnya di industri besi baja, pengolahan kimia dan pengolahan makanan.

Sektor tekstil juga cukup menggembirakan karena berkontribusi 23,4% dari pertumbuhan sektor ini. Sedangkan industri baja berkontribusi 21,7% dan sektor rumah tangga tumbuh 2,3%.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan