Harga Minyak Turun di Bawah US$ 80/barel Imbas Lonjakan Covid-19 Eropa

Katadata | Dok.
Rig pengeboran migas lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
20/11/2021, 08.46 WIB

Harga minyak Brent telah melonjak hampir 60% tahun ini karena bangkitnya perekonomian dari pandemi dan karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, hanya meningkatkan produksi secara bertahap.

"Pasar (minyak) secara fundamental masih dalam posisi yang baik tetapi penguncian sekarang menjadi risiko yang besar jika negara lain mengikuti langkah Austria," kata Analis Pasar OANDA, Craig Erlam, dalam sebuah catatan.

Pemerintah-pemerintah dari beberapa ekonomi terbesar dunia sedang mempertimbangkan untuk melepaskan minyak dari cadangan minyak strategis (SPR) menyusul permintaan dari Amerika Serikat, sebagai langkah terkoordinasi untuk mendinginkan harga.

Gedung Putih pada Jumat (19/11) menekan kelompok OPEC lagi untuk mempertahankan pasokan global yang memadai, beberapa hari setelah diskusi AS dengan beberapa ekonomi terbesar dunia mengenai potensi pelepasan minyak dari cadangan strategis untuk memadamkan harga energi yang tinggi.

Spekulasi tentang rilis SPR AS telah mendorong harga minyak turun sekitar 4 dolar AS per barel dalam beberapa pekan terakhir dan pasokan tambahan hingga 100 juta barel sudah diperkirakan, kata analis minyak Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Akibatnya, dikatakan setiap pelepasan (cadangan minyak) hanya akan memberikan perbaikan jangka pendek untuk defisit struktural.

OPEC+ tetap berpegang pada kebijakan kenaikan produksi minyak secara bertahap bahkan ketika harga melonjak, dengan mengatakan pihaknya memperkirakan pasokan akan melebihi permintaan pada bulan-bulan pertama tahun 2022.

Halaman: