Harga Minyak Indonesia Naik 18,6% Jadi US$113,5 Imbas Perang Ukraina

medcoenergi
Blok Migas Rimau
Penulis: Happy Fajrian
6/4/2022, 17.32 WIB

Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Maret 2022 sebesar US$ 113,50 per barel, naik US$ 17,78 per barel atau 18,6% dari US$ 95,72 pada Februari 2022.

Kenaikan ini dipicu oleh terganggunya pasokan minyak mentah global seiring perang Rusia-Ukraina yang mengerek harga minyak mentah di pasar internasional hingga mencapai US$ 130 per barel.

Penetapan ICP ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM No.33.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2022 tanggal 1 April 2022.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Maret 2022 ditetapkan sebesar US$ 113,50 per barel," demikian bunyi diktum keempat Kepmen tersebut, dikutip Rabu (6/4).

Tim Harga Minyak Indonesia mengatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, selain terganggunya pasokan minyak mentah global imbas perang Rusia-Ukraina, juga pengenaan sanksi dan kegagalan infrastruktur produksi di negara-negara penghasil minyak mentah.

Potensi pengenaan sanksi negara-negara barat atas ekspor minyak mentah Rusia berpotensi menambah defisit pasokan minyak mentah global di saat permintaan minyak mentah global mulai mengalami peningkatan.

Konflik yang terjadi di anggota OPEC+, sabotase di negara-negara Afrika Barat, dan perang sipil di Libya menyebabkan berkurangnya produksi dan kegagalan dalam pemenuhan kuota produksi. Selain itu, kegagalan infrastruktur akibat serangan badai juga melumpuhkan fasilitas ekspor di Kazakhtan.

Peningkatan harga minyak dunia juga terkait pasokan minyak dunia. Pengenaan sanksi atas ekspor minyak mentah Rusia berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah global sebesar 1,2-4,5 juta bopd. Namun di tengah gangguan pasokan tersebut, OPEC+ hingga saat ini tetap pada kesepakatan awal untuk meningkatkan pasokan hanya sebesar 400 ribu bopd.

Arab Saudi dan UEA, sebagai produsen dengan kapasitas cadangan yang besar dan mampu untuk meningkatkan produksi secara instan, sejauh ini tidak menunjukkan kesediaan untuk melakukan peningkatan produksi.

Kemudian terganggunya fasilitas ekspor Caspian Pipeline Consortium (CPC) di Kazakhstan akibat serangan badai, berpotensi mengganggu penyaluran minyak mentah sekitar 1 juta bopd.

Sedangkan IEA, berdasarkan laporan bulan Maret 2022, memprediksikan defisit pada neraca kesetimbangan pasokan dan permintaan minyak mentah global sebesar 700 ribu bopd pada kuartal dua tahun 2022.

Berdasarkan Laporan OPEC bulan Maret 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara-negara Non-OPEC tahun 2022 sebesar 12 ribu bopd menjadi 66,59 juta bopd, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.

“Terkait permintaan minyak dunia, berdasarkan Laporan OPEC bulan Maret 2022, terdapat peningkatan proyeksi permintaan minyak dunia pada tahun 2022 sebesar 100 ribu bopd menjadi 100,9 juta bopd, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya,” tulis Tim Harga Minyak.

Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi kondisi stok yang menipis di berbagai negara. Berdasarkan Laporan IEA Maret 2022, terdapat penurunan stok industri negara-negara OECD pada bulan Februari 2022 hingga 29,8 juta barel dibandingkan bulan Januari 2022.

Pada akhir Januari 2022, stok industri negara-negara OECD mencapai 335 juta barel di bawah rata-rata 5 tahun terakhir dan berada pada posisi terendah selama 8 tahun terakhir.

Lalu berdasarkan Laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration), terdapat penurunan stok Amerika Serikat pada Maret 2022 dibandingkan bulan sebelumnya. Stok minyak mentah komersial turun 3,5 juta barel menjadi 409,9 juta barel, gasoline turun 7,2 juta barel menjadi 238,8 juta barel, dan distillate turun 5,6 juta barel menjadi 113,5 juta barel.

“Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh pernyataan Pemerintah Cina yang akan meluncurkan lebih banyak kebijakan untuk mendukung peningkatan ekonomi,” tulis Tim Harga Minyak.

Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah dunia di pasar internasional sebagai berikut:

-Dated Brent naik sebesar US$ 20,62 per barel dari US$ 98,19 menjadi US$ 118,81.
-WTI (Nymex) naik sebesar US$ 16,63 per barel dari US$ 91,63 menjadi US$ 108,26.
-Brent (ICE) naik sebesar US$ 18,36 per barel dari US$ 94,10 menjadi US$ 112,46.
-Basket OPEC naik sebesar US$ 19,52 per barel dari US$ 94,22 menjadi US$ 113,74.