Harga Minyak Terbang, Penerimaan Hulu Migas Kuartal I Melonjak 33%

Pertamina Hulu Energi
Lonjakan harga minyak membawa berkah, penerimaan negara di sektor hulu migas melonjak 33% pada kuartal I 2022.
22/4/2022, 14.44 WIB

Adapun target lifting yang belum tercapai selama kuartal I 2022 disebabkan oleh dampak dari pandemi Covid-19 hingga terjadinya penghentian operasi yang tak terduga (unplanned shutdown) di sejumlah lapangan migas.

Sebelumnya diberitakan, produksi minyak mentah Indonesia tahun ini diperkirakan tidak mencapai target 703.000 barel per hari (bph). Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abudurrahman bahkan mengatakan bahwa tahun ini akan menjadi titik tertendah dalam produksi minyak nasional.

"Target produksi 703.000 bph akan sulit dilakukan karena capaian produksi di awal tahun yang jauh dari target produksi yang ditetapkan, hampir 40.000 bph di bawah target," ujarnya dalam Energy Corner, Senin (28/3).

Hal yang berbeda terjadi pada produksi gas. Menurut Fatar, realisasi produksi tak berbeda jauh dengan target. Pada tahun ini, tren lifting gas bumi mencapai 1.036 MBOEPD. Jumlah ini lebih tinggi dari 2021 di angka 982 MBOEPD.

Dari jumlah tersebut, diperkirakan 40% gas alam cair (LNG) di ekspor ke sejumlah negeri seperti Korea, Jepang, Cina, dan Taiwan. “Ekspor LNG pasti menguntungkan karena harganya linked (berkaitan) dengan ICP. Kalau ICP naik, LNG akan naik,” ujar Fatar.

Tren investasi di sektor hulu migas pun meningkat tiap tahunnya. Nilai investasi pada 2020 senilai US$ 10,5 miliar. Angka ini naik menjadi US$ 10,7 miliar pada 2021 dan diperkirakan melonjak menjadi US$ 13,2 miliar tahun ini.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu