Usai Terbakar, Pertamina Upayakan Kilang Balikpapan Aktif Pekan Depan

ANTARA FOTO/Humas Pertamina/Handout/Novi Abdi/Bay/wsj.
Sejumlah petugas pemadam kebakaran dari Pertamina berusaha menangani kebakaran yang terjadi di area RU V Pertamina, Karanganyar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (4/3/2022).
Editor: Lavinda
17/5/2022, 10.37 WIB

PT Pertamina (Persero) menyebut segera melakukan upaya perbaikan Plant 5 Kilang Balikpapan usai terbakar pada Ahad (15/5) lalu.

Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Ely Chandra mengatakan, proses pemulihan membutuhkan waktu hingga tujuh hari ke depan.

"Perbaikan Plant 5 dijadwalkan selesai dalam tujuh hari ke depan, dan kami memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman,” kata Ely dalam keterangan resmi pada Senin (16/5).

Guna menjaga ketersediaan BBM, KPI telah melakukan pengaturan produksi di unit-unit lainnya dalam kilang agar dapat berproduksi secara optimal.

Pihaknya juga tengah mempersiapkan rencana tambahan bahan baku produk untuk menggantikan kebutuhan komponen High Octane Mogas Component (HOMC) dari Plant 5 yang diperlukan untuk memproduksi BBM beroktan tinggi seperti Pertamax.

"Plant 5 menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM," sambung Ely.

Selanjutnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan bersinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) untuk memastikan produksi dan suplai BBM ke masyarakat tetap dapat berjalan normal.

Pertamina juga menyiapkan skenario alih suplai, berkoordinasi dengan Pertamina Group sebagai antisipasi dan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan BBM masyarakat.

PT KPI akan menggunakan komponen PT (PPN) yang diambil dari dari Terminal BBM Tanjung Uban. Ely mengatakan, saat ini stok BBM dari Kilang Balikpapan masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan suplai ke Terminal BBM di Balikpapan.

Kejadian tersebut mengakibatkan tiga pekerja Pertamina mengalami luka bakar. Dua orang pekerja kontraktor mengalami paparan suhu panas sementara seorang pekerja kontraktor tidak berhasil diselamatkan.

Melansir laman web Pertamina, Kilang Pertamina RU V Balikpapan memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia yang meliputi Premium, Kero, Solar, Pertadex dan Pertamax.

Selain BBM, kilang tersebut juga memasok elpiji. Seluruh produk yang dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri khususnya wilayah Indonesia Bagian Timur.

Sebagai informasi, pada tahun ini Kilang Pertamina sudah mengalami dua kali peristiwa kebakaran. Peristiwa sebelumnya terjadi pada 4 Maret lalu. Saat itu, kebakaran terjadi di Plant 3 Bravo HCC RU V sekira pukul 10.32 WITA.

GM Kilang Balikpapan, Wahyu Sulistyo Wibowo mengungkapkan rasa bela sungkawa yang mendalam atas berpulangnya korban.

Ia juga memohon maaf kepada keluarga bahwa setelah upaya maksimal yang telah diberikan, korban tidak dapat diselamatkan.

“Kami akan memastikan penanganan akan dilaksanakan semaksimal mungkin kepada semua korban," jelas Wahyu.

Sebelumnya diberitakan, kebakaran di kilang Pertamina yang berulang dapat mempengaruhi keputusan investor yang ingin terlibat pada proyek kilang.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, terus berulangnya kebakaran meningkatkan faktor risiko.

"Ini akan mempengaruhi uji kelayakan sebelum menanamkan modal. Saya kira akan seperti itu," ujarnya.

Adapun total kebutuhan pendanaan untuk revitalisasi kapasitas kilang minyak mencapai US$ 68 miliar atau setara Rp 986 triliun hingga 2026.

Faktor risiko yang besar akan berdampak pada minat investor menanamkan modal dalam proyek kilang. Ini juga berdampak terhadap perluasan kilang di daerah lainnya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu