Perusahaan Gas Negara (PGN) berupaya mengoptimalkan penggunaan gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan infrastruktur pipa dan pipa luar atau beyond pipeline, pada sektor industri, rumah tangga, UMKM, pembangkit listrik, dan transportasi.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar, mengatakan portofolio bisnis PGN akan terus ditingkatkan pada bisnis perdagangan dan retail gas alam cair (LNG).
Dua proyek yang akan dikembangkan yaitu Jambaran Tiung Biru Bojonegoro melalui mini LNG Plant berkapasitas 2,5 billion British thermal unit per day (BBTUD) dan LNG Bunkering Bontang.
“Ini menjadi titik untuk bisnis yang sangat menantang ke depan, supaya PGN bisa lebih kuat dan lebih sustain. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun,” kata Achmad dalam siaran pers, Jumat (24/6).
Ia melanjutkan, sinergi untuk penyediaan gas bagi Kilang dan Smelter harus terus diperkuat agar segmen kelistrikan industri dan retail tetap menjadi tulang punggung permintaan terbesar PGN. Achmad berharap ke depan ada terobosan dalam penyediaan moda non pipa retail serta LNG trading.
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terindikasi 7 Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi. Nantinya pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan Kawasan Industri (KI) dan infrastruktur pendukungnya.
Menurut Achmad, tantangannya adalah belum tersedia infrastruktur gas bumi yang merata di lokasi-lokasi potensia di KI baru, terutama daerah Sumatera Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Tengah-Timur.
"Kami melakukan joint study dengan Pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI. Tidak menutup kemungkinan untuk sinergi dengan BUMN Group lain,” ujar Achmad.
PGN juga turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification Terminal di RU V Cilacap dan pembangunan Pipa Senipah-Balikpapan 20 inch sepanjang ±78 KM ke RU V Balikpapan. Sementara untuk regasifikasi pada pembangkit listrik, saat ini sedang dikebut untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara.
“Kemudian terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Group. Salah satunya proyek di GRR Tuban terletak 55 km dari Pipa Gresik-Semarang. Kilang PRPP telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal bear, termasuk incoming LNGC sehingga LNG akan lebih feasible menggunakan LNG Land Based,” tukas Achmad.