Harga Batu Bara Acuan Juli Turun ke US$319 per Ton, Ini Pemicunya

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022).
Penulis: Annissa Mutia
2/7/2022, 09.59 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) bulan Juli terkoreksi ke angka US$319,00 per ton atau turun US$4,91 per ton dari bulan Juni yang sebesar US$323,91 per ton.

Penurunan HBA ini disebabkan murahnya harga batu bara asal Rusia membuat permintaan impor batu bara ke Tiongkok dan India mengalami peningkatan signifikan.

"Ada diskon khusus batu bara yang berasal dari Rusia. Diskon ini membuat Tiongkok dan India meningkatkan kapasitas impor mereka," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (1/7) dalam keterangan resminya.

Agung menambahkan, ketertarikan Tiongkok dan India melakukan impor batu bara dari Rusia dikarenakan harga batu bara global yang mulai merangkak naik akibat kelangkaan pasokan dan harga gas alam cair yang semakin mahal.

 Faktor lainnya yang menyebabkan penuruan HBA Juli adalah meningkatnya produksi batu bara domestik India untuk mengatasi persoalan krisis listrik di negara mereka.

Penurunan HBA, sambung Agung, merupakan kali terakhir dalam enam bulan terakhir. Pada bulan Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar US$158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari. Selanjutnya bulan Maret menyentuh angka US$203,69 per ton, April sebesar US$288,40 per ton, bulan Mei berada di level US$275,64 per ton, dan terakhir pada bulan Juni, yaitu US$323,91 per ton.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain, seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.