Eropa Sukses Kurangi Ketergantungannya Terhadap Gas Rusia Hingga 50%

Pixabay
Bendera negara anggota Uni Eropa.
Penulis: Happy Fajrian
3/8/2022, 17.57 WIB

Uni Eropa (UE) disebut telah berhasil mengurangi ketergantungannya terhadap pasokan gas dari Rusia hingga 50%. Kini, pangsa impor gas dari Rusia kawasan ini hanya 20% dari sebelumnya 40% pada awal tahun.

Turunnya pangsa pasar gas Rusia di blok ini seiring dengan berkurangnya pasokan secara cukup signifikan melalui jalur pipa Nord Stream 1 dan keberhasilan negara-negara UE mendapatkan pasokan gas dari sumber lain, termasuk dari Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, perwakilan tinggi UE untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan, Josep Borrell, mengatakan kawasan tersebut tetap harus melakukan penghematan untuk mengkompensasi gas Rusia yang hilang dengan pasokan alternatif dari negara lain.

“Kami telah berhasil mengatasi pengurangan keseluruhan dalam pangsa impor gas Rusia dari 40% pada awal tahun menjadi sekitar 20% hari ini, terutama dengan membeli lebih banyak LNG, yang pangsa penggunaannya telah meningkat dari 19% menjadi 37%,” kata Borrell dalam postingannya di blog resmi UE, dikutip Rabu (3/8).

Dia juga mengungkapkan bahwa UE mengalami kemajuan dalam negosiasi untuk membeli lebih banyak gas melalui pipa dari Norwegia, Aljazair, dan Azerbaijan, untuk menggantikan gas Rusia yang pasokannya berkurang signifikan dalam dua bulan terakhir.

Meski demikian dia mengakui bahwa upaya diversifikasi ini tidak akan cukup untuk mengimbangi semua pengiriman gas Rusia yang hilang, yang berarti bahwa konsumsi juga perlu dikurangi. Borrell menjelaskan latar belakang penghematan konsumsi gas sebesar 15% yang diusulkan oleh Komisi Eropa.

“Pada intinya, ini tentang bagaimana kami mempersiapkan diri untuk musim dingin yang sulit dan bagaimana kami mengatur solidaritas di antara kami, mengumpulkan risiko dan sumber daya. Kita perlu mengembangkan Serikat Energi yang nyata,” ujarnya.

Para menteri energi UE bulan lalu menyetujui skema untuk mengurangi konsumsi gas di seluruh blok mulai bulan ini. Kesepakatan ini tercapai setelah mereka mencapai konsensus untuk membebaskan industri tertentu dari kewajiban penghematan gas serta memberikan kelonggaran kepada sejumlah negara anggota untuk menentukan tingkat penghematannya.

Hal ini untuk mengakomodasi penolakan negara anggota yang merasa bahwa mereka tidak boleh dipaksa untuk memotong konsumsi mereka sebesar negara anggota lainnya yang memiliki sedikit sumber gas alternatif karena tidak adanya pengiriman Rusia.

Namun, dalam postingannya, Borrell mencatat bahwa peralihan UE ke sumber gas alternatif tidak akan mengkompromikan ambisinya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

“Meskipun kebutuhan jangka pendek kami akan bahan bakar fosil untuk menggantikan sebagian pasokan dari Rusia, kami sama sekali tidak mempromosikan kebangkitan global bahan bakar fosil,” ujarnya.