Harga Minyak Turun 3%, Tertekan Kenaikan Dolar dan Kasus Covid-19

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi. Harga minyak dunia tertekan pada perdagangan Selasa pagi ini seiring naiknya kasus Covid-19 di Cina dan menguatnya dolar AS.
Penulis: Syahrizal Sidik
15/11/2022, 07.29 WIB

Dolar AS juga naik terhadap euro dan yen, karena investor bersiap untuk potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS setelah seorang pembuat kebijakan mengatakan terlalu banyak yang dibuat dari data inflasi AS yang lebih dingin minggu lalu.

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani minyak dan aset-aset berisiko lainnya.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan, dengan alasan hambatan ekonomi.

Pasokan domestik AS juga terus meningkat. Produksi minyak di Permian di Texas dan New Mexico, cekungan minyak serpih terbesar AS, akan naik sekitar 39.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,499 juta barel per hari pada Desember, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan produktivitasnya pada Senin (14/11).

Terpisah, Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya mengatakan India dapat terus membeli minyak Rusia sebanyak yang diinginkannya, termasuk dengan harga di atas mekanisme pembatasan harga yang diberlakukan G7, jika India menghindari asuransi, keuangan dan layanan maritim Barat yang terikat oleh pembatasan tersebut.

Halaman:
Reporter: Antara