Kandungan CO2 Tinggi, Pertamina Lepas Lapangan AL di Blok East Natuna

Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi lapangan migas.
30/11/2022, 12.51 WIB

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal melelang ulang proyek pengelolaan lapangan East Natuna, setelah PT Pertamina sebagai pihak yang diberi penugasan khusus memutuskan untuk mengembalikan blok migas tersebut ke tangan pemerintah.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan proses pengembangan tersebut masih dalam tahap penyelesaian administrasi. "Iya, kami lagi bahas Natuna, targetnya secepatnya. Kami akan selesaikan dulu administratifnya," kata Arifin saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Senin (28/11).

Adapun saat ini kegiatan penambangan gas di Blok East Natuna terhenti seiring keputusan ExxonMobil dan perusahaan migas asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP) yang sebelumnya merupakan bagian dari konsorsium East Natuna bersama Pertamina, memilih hengkang dan tidak melanjutkan kerja sama.

Mandeknya pengelolaan lapangan gas tersebut dilatarbelakangi tingginya kandungan CO2 yang tersimpan di blok tersebut. Blok East Natuna ditaksir memiliki potensi gas hingga 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan karbondioksida atau CO2 yang mencapai 71%. Artinya gas yang bisa dieksploitasi hanya sekitar 46 TCF.

Kendati demikian, Arifin menilai bahwa penerapan teknologi pemisah gas dengan karbondioksida atau Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) bisa mengatasi kendala kendala CO2 di Blok East Natuna.

"Memang bagaimana bisa diberdayakan kembali, karena sekarang sudah ada teknologi carbon capture, gas Natuna ini kan 70% CO2, bisa enggak itu nanti kamu tawarkan sehingga gasnya bisa diinjeksi," ujar Arifin.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu