Imbas Tanah Longsor, Produksi Tembaga dan Emas Freeport Anjlok

ANTARA FOTO/Dian Kandipi/wpa/hp.
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022).
Editor: Lavinda
4/5/2023, 19.03 WIB

Freeport menargetkan tingkat pengolahan bijih bisa melampaui 200.000 metrik ton per hari untuk sisa tahun 2023 ini. "Tingkat pengolahan bijih dari tambang bawah tanah PTFI rata-rata 164.800 metrik ton bijih per hari pada kuartal I 2023," Adkerson.

Freeport mendapat lampu hijau ihwal perpanjangan izin ekspor tembaga hingga Mei 2024. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyiapkan regulasi dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen) sebagai landasan hukum agar perpanjangan masa ekspor tidak melanggar Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan penerbitan aturan tersebut menjadi jalan tengah bagi kebijakan pelaksanaan larangan ekspor seluruh mineral mentah yang berlaku serempak pada Juni 2023 tanpa harus merevisi UU Minerba.

"Kami lihat jika larangan ekspor ini berlaku Juni 2023, maka Freeport terdampak. Sementara Freeport yang punya Indonesia dengan porsi 51%," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (28/4).

Relaksasi ekspor konsentrat tembaga bagi dua perusahaan tersebut merupakan sikap pemerintah yang memahami kondisi keterlambatan pembangunan smelter imbas Pandemi Covid-19.

Arifin menyebut, keterlambatan pengadaan smelter juga disebabkan oleh mandeknya pekerja kontraktor dari Jepang selama kurang lebih dua tahun.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu