Campur Pertamax dengan Bioetanol, Pertamina Bakal Jual Lagi BBM RON 95

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/tom.
Petugas mengisi BBM kendaraan pemudik di Rest Area 275 A Penarukan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (28/4/2022).
19/6/2023, 20.27 WIB

Pertamina menyatakan jenis BBM terbaru dari campuran komposisi Pertamax dengan bahan bakar nabati bioetanol 5% (E5) dapat menaikan nilai oktan atau RON dari 92 menjadi menjadi 95. Kadar oktan tersebut setara dengan Pertamax Plus yang penjualannya dihentikan pada 2016 silam.

Pertamina sejauh ini memiliki tiga produk BBM jenis bensin (gasoline) yang dipasarkan di tiap pom bensin. Di antaranya Pertalite dengan RON 90, Pertamax RON 92 dan Pertamax Turbo dengan angka oktan 98.

Juru bicara Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa Pertamina akan segera meluncurkan bahan bakar nabati bioetanol dengan komposisi bauran 5% bioetanol dan 95% Pertamax. "Bioetanolnya nanti 5% plus Pertamax. Jadi kadar RON-nya menjadi 95 nantinya," kata Fadjar lewat pesan singkat pada Senin (19/6).

Kendati demikian, Fadjar belum merinci lebih jauh soal waktu perilisan komersial BBM Bioetanol 5%. Dia mengatakan saat ini Pertamina masih berupaya untuk menyelesaikan administrasi perizinan.

"Launching mudah-mudahan dalam waktu dekat. Masih menunggu waktu yang tepat. Kami akan launching nanti di Surabaya," ujar Fadjar.

Pemilihan Kota Pahlawan dilatarbelakangi oleh lokasinya yang dekat dengan produsen bahan baku bioetanol di Kabupaten Mojokerto dan Malang. Sifat bioetanol yang cepat busuk karena terbuat dari material tumbuh-tumbuhan mewajibkan penyalurannya harus dekat dan terjangkau dari lokasi pabrik.

"Mudah-mudahan bisa diwujudkan pada awal Juli untuk ujicoba komersial di SPBU," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (19/6).

Sebelumnya, Dadan mengatakan pencampuran bioetanol kepada BBM Pertamax bakal mengerek harga jual bensin beroktan 92 tersebut. "Untuk perkiraan harga jual Pertamax E5, ada penambahan biaya dibandingkan Pertamax sekitar Rp 237 per liter," kata Dadan kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu, Rabu (1/3).

Lebih lanjut, kata Dadan, bioetanol bisa menjadi bahan campuran bagi seluruh bahan bakar jenis bensin seperti Pertalite, Pertamax hingga Pertamax Turbo. Namun pemerintah mengerucutkan sasaran uji coba campuran bioetanol dengan Pertamax.

Dadan mengatakan bahwa pencampuran dengan Pertamax lebih ekonomis dibandingkan dengan Pertalite. Pasalnya harga Pertamax dan bioetanol relatif sama, yakni di kisaran Rp 12.000-13.000 per liter.

Sehingga, implementasinya dinilai bisa menciptakan stabilitas harga yang lebih ekonomis saat kebijakan ini diterapkan secara luas. "Sekarang kami melihatnya ke Pertamax supaya implementasinya lebih cepat," kata Dadan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (20/2).

Sedangkan, lanjut Dadan, pencampuran E5 pada Pertalite yang merupakan BBM Khusus Penugasan (JBKP) atau BBM bersubsidi, berpotensi memunculkan selisih harga yang harus dibayarkan pemerintah. Selisih ini timbul dari harga jual Pertalite yang berada di angka Rp 10 ribu per liter.

"Kalau dicampur Pertalite nanti akan ada komponen harga tambahan yang harus dicari cara penyelesaiannya," ujar Dadan.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu