Cina Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang, Bidik Dominasi Industri Baterai

Wikipedia
Ilustrasi logam tanah jarang.
Penulis: Happy Fajrian
24/10/2023, 17.42 WIB

Pemerintah Cina mulai membatasi ekspor logam tanah jarang (rare earth) jenis graphite atau grafit yang banyak digunakan dalam memproduksi baterai kendaraan listrik. Kini pelaku usaha di sana harus memiliki izin ekspor khusus jika ingin mengekspor grafit.

Cina adalah negara produsen dan pengekspor grafit terbesar dunia. Sebelumnya Cina juga telah membatasi ekspor logam tanah jarang lainnya yakni galium dan germanium yang banyak digunakan untuk cip komputer dan komponen lainnya.

Banyak pengamat menilai kebijakan ini sebagai pembalasan atas Amerika Serikat (AS) yang membatasi penjualan produk teknologi dari Cina. Pembatasan ekspor grafit telah meningkatkan kekhawatiran di negara-negara barat bahwa Cina akan membatasi ekspor logam tanah jarang lainnya yang produksinya didominasi oleh negara itu.

Kepala analis bidang logam baterai di Argus, Tom Kavanagh, mengatakan mineral penting lainnya yang produksinya didominasi Cina termasuk kobalt olahan, nikel, dan mangan yang digunakan dalam memproduksi baterai kendaraan listrik.

“Dapat dibayangkan bahwa mereka akan memanfaatkan hal ini untuk keuntungan mereka ketika negara-negara lain mencoba meningkatkan produksi baterai mereka,” kata Kavanagh, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (24/10).

Sebelumnya pada 2010 Cina telah membatasi ekspor logam tanah jarang ke Jepang menyusul sengketa wilayah. Ini menyebabkan harga melonjak dan Jepang harus mencari sumber alternatif. Beijing mengatakan pembatasan itu didasarkan pada masalah lingkungan.

Logam tanah jarang merupakan logam langka yang hanya dimiliki beberapa negara di seluruh dunia. Logam ini banyak dimanfaatkan oleh sektor kesehatan, otomotif, penerbangan, hingga industri pertahanan.

Ada pula beragam senjata militer canggih yang diproduksi menggunakan komponen berbahan logam tanah jarang, salah satunya pesawat jet tempur.

Menurut data United States Geological Survey (USGS), Tiongkok merupakan negara dengan cadangan logam tanah jarang terbanyak global, yakni 44 juta ton pada 2022. Kemudian Vietnam di peringkat kedua dengan cadangan logam tanah jarang 22 juta ton.

Melansir dari Reuters, saat ini Vietnam sedang mencari investor untuk meningkatkan produksi logam tanah jarang mereka. Negara tetangga Indonesia itu juga berencana mengembangkan sejumlah tambang dan fasilitas pengolahan baru.