Harga Batu Bara Merosot Lebih 10% dalam Dua Pekan Gara-gara Cina

sumberglobalenergy.co.id
Kapal pengangkut batu bara PT Sumber Global Energy Tbk.
Penulis: Happy Fajrian
27/10/2023, 11.34 WIB

Harga batu bara merosot lebih dari 10% dalam perdagangan hampir dua pekan terakhir. Harga merosot dari level US$ 152 per ton menjadi US$ 135,40 per ton. Tekanan terhadap harga salah satunya berasal dari Cina yang membukukan rekor produksi.

Tingginya produksi batu bara di Cina ditambah dengan meningkatnya impor juga turut menekan harga batu bara di negara itu. Peningkatan impor batu bara Cina sebagai antisipasi krisis listrik seiring meningkatnya konsumsi listrik pada musim panas dan persiapan untuk musim dingin.

“Tidak ada tekanan untuk membeli lebih banyak sampai cuaca menjadi lebih dingin, kemungkinan pada akhir November,” kata seorang analis dari Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara Cina, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (27/10).

Cina juga masih berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara secara besar-besaran dengan pemerintah Cina dilaporkan memberikan izin untuk rata-rata dua pembangkit per pekan.

Pada semester pertama tahun ini, izin telah diberikan untuk pembangkit listrik tenaga batu bara baru sebesar 52 gigawatt (GW). Penambahan kapasitas batu bara baru ke jaringan listrik selama periode tersebut jauh lebih rendah namun masih substansial yaitu sebesar 17,1 GW, menurut data dari Global Energy Monitor dan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Terdapat sekitar 136 GW kapasitas batu bara baru yang sedang dibangun, yang setara dengan 66,7% dari total kapasitas global. Pada saat yang sama, permintaan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan listrik di jalan-jalan Cina dan ketika berbagai industri kembali beroperasi seperti biasa setelah pandemi.

Laporan Reuters pada bulan September menunjukkan bahwa penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara di Cina memiliki hubungan sebab akibat langsung dengan peningkatan jumlah kendaraan listrik, meskipun hal ini terlihat ironis.

Laporan yang lebih baru, yang ditulis oleh analis pasar John Kemp, mencatat bahwa permintaan listrik di Cina telah melonjak baru-baru ini, sehingga menghasilkan rekor pembangkitan listrik, yang sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga air dan batu bara.