Dirut Pertamina Beberkan Tiga Tantangan Sektor Energi RI, Apa Saja?

Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam Pertamina Energy Forum 2023 di Jakarta, Senin (18/12). Foto: Pertamina
19/12/2023, 22.36 WIB

Direktur Utama PT Pertamina menyoroti Nicke Widyawati menyoroti tiga tantangan utama energi yang harus dihadapi Indonesia. Ketiga masalah tersebut adalah ketahanan energi, keterjangkauan biaya energi, serta keberlanjutan lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Nicke dalam Pertamina Energy Forum 2023 di Jakarta, Senin (18/12). Ia mengatakan perlu kolaborasi di tingkat nasional maupun global untuk menghadapi tiga tantangan tersebut.

Nicke menjelaskan semua negara memiliki target yang sama untuk mencari net zero emission yakni 2050 atau 2060. Namun, hal tersebut masih tergantung situasi masing-masing negara.

“Ada optimisme, ada kegamangan, ada kekhawatiran. Namun tidak menyurutkan langkah kita melaksanakan transisi energi seperti disepakati bersama,” kata Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (19/12).

Mengenai keamanan energi, Nicke merujuk laporan Konsil Energi Dunia. Dalam laporan tersebut Indonesia berada pada posisi 53 dunia. Sedangkan rata-rata skor keamanan energi RI berada di skor 55, di atas dunia yakni 66.

Ia menjelaskan konflik geopolitik hingga Covid-19 tak membawa dampak ke Indonesia. “Kita semua masih nyaman, bisa mengakses energi dengan harga terjangkau,” kata Nicke.

Nicke juga mengatakan sektor energi harus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan akses yang adil dan merata. Adapun, pada aspek keberlanjutan lingkungan, Indonesia memiliki skor 63,1 atau di bawah skor dunia yakni 66.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha mengatakan ada empat indikator ketahanan energi RI dalam menghadapi perubahan iklim. Keempatnya adalah, ketersediaan, akses, keterjangkauan, dan penerimaan oleh masyarakat.

Dalam hal ini, DEN menyiapkan strategi untuk menjaga ketahanan energi dalam transisi. Caranya ialah dengan memaksimalkan energi terbarukan serta mengurangi porsi energi yang berasal dari fosil.

Sedangkan Staf Khusus Menteri BUMN Mohammad Ikhsan mengatakan gas bisa menjadi sumber energi utama dalam masa transisi. Solusi penyediannya dengan menjaga ekspor dan impor serta membuat pusat perdagangan gas di Indonesia.