Divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (Vale) kepada perusahaan holding pertambangan BUMN, MIND ID, dinilai dapat berdampak baik bagi raksasa nikel Indonesia itu.
“Diharapkan dengan aksi ini Vale akan lebih gencar lagi dalam menambah investasinya di industri turunan nikel nantinya,” kata Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, Rizal Kasli kepada Katadata.co.id pada Selasa (27/2).
Penandatanganan perjanjian jual beli saham dalam rangka divestasi Vale ini dilakukan oleh MIND ID bersama dengan Vale Canada Limited (VCL), dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM). Langkah ini merupakan kelanjutan dari Heads of Agreement yang ditandatangani pada 17 November 2023.
“Hal ini diperlukan untuk nilai tambah bagi pemegang saham, perusahaan, masyarakat dan Negara yang bisa didapatkan dari kegiatan penambangan nikel di dalam negeri. MIND ID juga akan menjadi pemegang saham penentu kebijakan dari INCO dan bisa menentukan arah bisnis INCO ke depan,” ujarnya.
Penandatanganan perjanjian ini merupakan langkah penting bagi Vale guna menyelesaikan kewajiban divestasi sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang menjadi salah satu prasyarat perpanjangan kontrak karya (KK) Vale dalam bentuk IUPK.
Menurut Rizal dengan MIND ID sebagai mayoritas, perusahaan holding BUMN ini dapat memanfaatkan posisinya untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya dan cadangan nikel yang ada.
“Untuk mendukung kemajuan industri besi baja, alloys dan industri baterai untuk mendukung program pemerintah untuk pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri,” ucapnya.
Sehingga menurutnya, sangat penting untuk Vale dan MIND ID fokus kepada pengembangan industri turunannya di dalam negeri. “Agar produk yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat produk jadi (end product) baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan program hilirisasi nikel Vale Indonesia masih jauh dari perusahaan lainnya. Sehingga perlu ada tindak lanjut agar hilirisasi berjalan baik di Vale.
Menanggapi hal tersebut, Rizal menyampaikan kepada Vale bahwa tidak ada kata terlambat dalam pengembangan hilirisasi ini.
“Vale tentu sudah menghitung dan mengukur untuk jangka panjang (long term) dalam hal pengembangan perusahaan termasuk dalam hal hilirisasi ini. Tentu banyak hal yang harus dipertimbangkan termasuk pendanaan dan risiko bisnis lainnya,” ujar dia.