PHR Rampungkan Pengeboran Sumur Migas Nonkonvensional Blok Rokan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan berjalan di lokasi Rig (alat pengeboran minyak bumi) PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, Senin (8/8/2022).
Penulis: Mela Syaharani
2/7/2024, 14.38 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan sumur migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan, Riau telah selesai di bor.

“Sudah selesai dua sumurnya yakni Kelok dan Gulamo,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kepada Katadata.co.id pada Selasa (2/7).

MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability). Setelah di bor, Dwi mengatakan proses yang akan dilakukan setelahnya yakni fracturing atau pembuatan rekahan. “Fracturing dimulai pertengahan Juli 2024, dilaksanakan selama tiga bulan,” ujarnya.

Program MNK ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan menambah cadangan migas nasional dan upaya pencapaian target pemerintah yakni produksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030.

Senada dengan Dwi, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita juga membenarkan bahwa pengeboran kedua sumur sudah selesai. "Untuk pengeboran sudah tuntas semua, sekarang masih dalam proses analisa," kata Arya saat dihubungi Katadata.co.id pada Selasa (2/7).

Perbedaan mendasar antara hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional adalah bahwa hidrokarbon konvensional terbentuk di batuan sumber dan bermigrasi ke batuan penyimpan (reservoir) sedangkan hidrokarbon nonkonvensional terbentuk dan tersimpan di batuan yang sama.

Oleh karena itu, hidrokarbon nonkonvensional tidak memerlukan struktur perangkap layaknya hidrokarbon konvensional. Selain itu, hidrokarbon nonkonvensional terperangkap pada batuan dengan porositas dan permeabilitas yang sangat rendah sehingga membutuhkan teknologi tinggi untuk mengeksploitasinya.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah melakukan tajak sumur pertama eksplorasi MNK yakni sumur Gulamo DET-1, yang berlokasi di Rokan Hilir pada Juli 2023 lalu. Pengeboran sumur Gulamo DET-1 ini juga menggunakan rig Pertamina Drilling PDSI #42.3/N1500-E berkapasitas besar dengan tenaga 1.500 HP mencapai kedalaman pengeboran hingga 8.559 kaki ke dalam perut bumi dengan tipe sumur eksplorasi vertikal.

Sementara untuk sumur yang kedua, PHR bersama dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) melakukan tajak sumur eksplorasi Kelok DET-1. Tajak ini berhasil dilakukan pada 14 Februari 2024 sekitar pukul 18.00 WIB.

Pekerjaan ini dilakukan lebih cepat dari target. “Alhamdulillah, tajak sumur eksplorasi Kelok DET-1 yang merupakan sumur kedua eksplorasi MNK ini lebih awal 4 hari dari perkiraan, karena faktor cuaca yang mendukung,” kata EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi, dikutip dari siaran pers pada Senin (19/2).

Reporter: Mela Syaharani