Impor Berkurang, Ekonom Proyeksi Neraca Dagang Agustus Surplus

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Ilustrasi, kapal tunda melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Ekonom memperkirakan neraca dagang Agustus surplus hingga US$ 500 juta.
16/9/2019, 10.38 WIB

Selain itu, peningkatan ekspor ditandai oleh naiknya PMI manufaktur global. Namun, harganya cenderung bervariasi.

Josua menilai, variasi harga ini tercermin dari harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) rata-rata naik sekitar 9% secara bulanan. Di sisi lain, harga batu bara cenderung turun 9% sepanjang bulan lalu.

(Baca: Neraca Perdagangan Juli 2019 Kembali Defisit US$ 60 Juta)

Pernyataan senada disampaikan oleh Direktur Riset CORE Pieter Abdullah Redjalam. Ia memproyeksikan, neraca perdagangan Agustus surplus tipis sekitar US$100 hingga 500 juta."Penyebabnya, perlambatan pertumbuhan impor yang lebih besar daripada ekspor," kata dia.

Pieter menuturkan, ada dua penyebab impor melambat lebih besar ketimbang ekspor. Pertama, faktor musiman pada Agustus secara historis impor memang melambat. Kedua, permintaan barang impor menurun mengikuti perlambatan ekonomi sebagaimana ditunjukkan oleh penjualan ritel yang menurun.

(Baca: Pangkas Defisit Neraca Dagang, Pemerintah Dorong Ekspor Hortikultura)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria