Pemilu dan Ramadan Kerek Pertumbuhan Industri Mamin dan TPT Semester I

Katadata | Donang Wahyu
Ilustrasi penjualan produk makanan dan minuman.
Penulis: Ekarina
29/4/2019, 17.01 WIB

Kementerian Perindustrian menyatakan kinerja industri makanan dan minuman, serta industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diprediksi bertumbuh pada semester I 2019. Peningkatan tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan konsumsi saat Pemilu 2019 dan bulan suci Ramadan. 

“Peningkatan terutama di pasar domestik seiring pelaksanaan pemilu dan masuknya bulan Ramadan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar  melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/4).

Pemilu yang berlangsung lancar dan aman diharapkan turut mendukung iklim usaha ke depan. Haris mengatakan, selama ini industri makanan dan minuman, serta TPT terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor nonmigas dan ekonomi nasional.

(Baca: Ramadan-Lebaran, Pengusaha Makanan Minuman Bidik Pertumbuhan Omzet 30%)

Sepanjang  2018, pertumbuhan industri TPT tumbuh 8,73% dan industri mamin di angka 7,91%. Realisasi tersebut lebih tinggi dibanding  pertumbuhan ekonomi yang berada di kisaran 5,17%.

“Kami harapkan  industri makanan dan minuman akan tahun ini tumbuh  lebih dari 9% karena adanya peningkatan investasi, termasuk di industri TPT serta alas kaki,” ungkapnya.

Haris optimistis, beberapa sektor manufaktur lainnya akan menujukkan pula geliat positif seperti industri logam, petrokimia, elektronika, dan otomotif. “Sektor-sektor tersebut sedang  kami prioritaskan pengembangannya agar lebih berdaya saing global, sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” ujarnya.

Omzet Penjualan Industri Makanan-Minuman Naik 30%

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) sebelumnya menyatakan omzet penjualan industri pada Ramadan dan Lebaran diprediksi tumbuh 30%. Hal itu seiring dengan peningkatan konsumsi dan ekspansi produksi yang dilakukan pabrikan.

Ketua Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan permintan produk makanan minuman sudah mulai terlihat sejak April 2019. Berdasarkan laporan anggota asosiasi, beberapa produsen bahkan diketahui telah menggenjot produksi dengan menambah shift. "Untuk Maret-April-Mei penjualan saya prediksi naik 30% penjualan. Lebaran tahun ini permintaan lebih bagus dibanding tahun lalu," katanya.

(Baca: Pemerintah Diminta Untuk Antisipasi Lonjakan Konsumsi di Bulan Ramadan)

Industri makanan minuman memang menjadi salah satu sektor yang kerap mendapat berkah pada setiap bulan suci. Termasuk pada sektor hilirnya, yaitu peretail. Pengusaha retail sudah mulai mempersiapkan stok barang menjelang bulan suci Ramadan yang jatuh awal Mei mendatang.

Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan, saat Ramadan, penjualan Alfamart rata-rata tumbuh 15% atau naik dua kali lipat dibanding penjualan bulan biasa yang hanya sekitar 8,5%. "Target pertumbuhan itu tak jauh berbeda yang kami alami saat Ramadan setiap tahunnya. Harapannya tahun ini tetap tumbuh doubel digit," Solihin kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.