Tol Trans Sumatera Dilengkapi 5 Terowongan Khusus Perlintasan Gajah

ANTARA FOTO/Ardiansyah
Kendaraan melintas di lokasi pembangunan pintu keluar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Seksi II Ruas Sidomulyo-Kota Baru di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan, Lampung, Senin (18/12). Pembangunan JTTS Ruas Bakauheni- Terbanggi Besar ditargetkan Selesai pada tahun 2018, sebelum pelaksanaan Asian Games.
Editor: Ekarina
8/3/2019, 13.49 WIB

Pembangunan jalan tol Trans Sumatera pada ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilo meter akan dilengkapi lima terowongan untuk perlintasan gajah. Hal ini untuk menjaga konservasi habitat hewan tersebut.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan tol Pekanbaru-Dumai pada seksi IV dan V melewati kawasan habitat gajah di Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Siak. Diperkarakan, terdapat lebih 25 ekor gajah di kawasan itu. "Ini untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati Sumatera," kata Danang  dalam keterangan resminya, Jumat (8/3).

(Baca: Tol Trans Sumatera Berpotensi Tambah Penerimaan Pajak Rp 2.690 Triliun)

Untuk mendukung pembangunan ini, PT Hutama Karya sebagai BUJT telah berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, serta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang konservasi hewan. Tol Trans Sumatera ini diharapkan dapat meningkatkan akses antara kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau dan Dumai sebagai kota pelabuhan untuk distribusi industri perminyakan dan agribisnis.

Selain itu, arus distribusi barang dari pusat industri ke berbagai wilayah di Sumatera juga diharapkan semakin lancar. “Harapannya, dapat memangkas waktu tempuh dari 5 jam menjadi kurang lebih 2 jam,” ujar Danang.

Jalan tol ini terbagi menjadi dalam enam seksi dengan investasi pembangunan  sebesar Rp 16,2 triliun. Hingga saat ini, progress pembangunan tol secara keseluruhan diperkirakan mencapai 37%. 

(Baca: Bangun Tol 2.700 km, Hutama Karya Butuh PMN Rp 10-15 Triliun per Tahun)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati