Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memantau pergerakan harga dan ketersediaan bahan pangan, terutama beras di sejumlah wilayah di Indonesia. Untuk mengetahui situasi terkini mengenai harga, Jokowi menerima sejumlah pengusaha beras di Istana Negara.
"Pagi hari ini saya tidak ingin bicara banyak, tetapi saya ingin mendengarkan situasi dan kondisi mengenai perberasan baik di pasar maupun daerah dan ke depannya akan seperti apa," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (24/1).
Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordiantor Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Sementara pengusaha beras terdiri dari sejumlah pihak antara pedagang di Pasar Induk Cipinang, Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia, dan pengusaha lain.
Wakil pengusaha beras dari DPD Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia, Billy Haryanto, mengatakan masalah perberasan saat ini termasuk harga dan stok di Pasar Induk Cipinang saat dalam kondisi aman.
"Saya jamin, makanya Presiden mau ke Cipinang saya larang. Ngapain kan bikin capek," katanya.
(Baca: Jokowi Minta Bulog Operasi Pasar Besar-besaran Beras di Januari-Maret)
Senada dengan Billy, Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo sebelum pertemuan mengatakan harga beras dan stok sudah aman.
"Harga pangan terutama beras sudah stabil dan suplai aman," katanya.
Fluktuasi harga beras terus menjadi perhatian utama pemerintah. Sebagai bahan pokok utama, pergerakan komoditasi ini rentan mempengaruhi inflasi.
Presiden Joko Widodo meminta pergerakan harga beras tetap stabil, salah satunya dengan mengintensifkan operasi pasar dan menyerap beras petani untuk menjaga stok di gudang oleh Perum Bulog.
Berdasarkan keputusan rapat terbatas (Ratas) di Kompleks Istana Negara pada 27 Desember 2018, pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan intervensi pasar secara masif melalui operasi pasar dengan target penggelontoran beras sebesar 15 ribu ton per hari. Sementara target serapan beras petani oleh Bulog sepanjang tahun ini 1,8 juta ton.
(Baca: Stabilisasi Harga Beras, Bulog Diminta Operasi Pasar hingga 1 Juta Ton)
Menaggapi permintaan tersebut, Perum Bulog pun sebelumnya menyatakan siap menggelar operasi pasar besar-besaran pada Januari hingga Maret 2019. “Sesuai instruksi presiden, kami terus melaksanakan kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium,” kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Jakarta, Kamis (10/1).
Bulog juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk menyerap beras sampai 1,8 juta ton pada tahun ini.Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Bulog mencapai 2,1 juta ton.