Pemerintah meminta Perum Bulog untuk mengatur ulang rantai pasok dalam penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) atau operasi pasar. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan proses penyaluran beras Bulog dari yang ada saat ini sebanyak 2 ribu ton per hari menjadi sesuai target sebanyak 15 ribu ton per hari.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan mitra pasar Kementerian Perdagangan dalam proses pengaturan rantai pasok. “Kami akan cari jaringan lain lewat mitra pasar supaya distribusinya jelas,” kata Tri di Jakarta, Kamis (6/9).
Tri menyebut Bulog telah menggelar operasi pasar pada Selasa, 4 September kemarin, baik melalui pemukiman dan pasar tradisional.
(Baca : Harga Naik, Bulog Diminta Distribusikan Beras Pemerintah)
Dia juga menyebut pengaturan rantai pasok beras masih terkendala proses pendistribusian beras yang masih tinggi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. Stok beras Bulog yang akan masuk pun saat ini masih menunggu antrean karena masih ada beberapa daerah yang melakukan panen, seperti Sulawesi Selatan. Meski begitu, operasi pasar Bulog untuk antisipasi kenaikan harga setelah pascapanen tetap dilakukan.
Terlebih dengan adanya informasi kekeringan yang terjadi pada beberapa sentra produksi beras. “Pemerintah meminta kami mengantisipasi supaya harganya tidak melambung,” ujar Tri.
Dia mengungkapkan, Bulog akan mendistribusikan CBP dengan ketentuan harga yang bervariasi dari Rp 8.100 sampai Rp 8.900 per kilogram sesuai pembagian wilayah harga beras dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017.