Rini Kecewa Setoran Modal untuk BUMN Fund Sangat Kecil

Arief Kamaludin|Katadata
Menteri BUMN Rini Soemarno
Penulis: Ihya Ulum Aldin
28/6/2018, 17.53 WIB

"Tahun 2022 itu cuma sekitar US$ 1 miliar. Maunya saya, US$ 10 miliar," ujarnya.

Perusahaan ini akan menjembatani kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur dengan para investor potensial baik dari BUMN maupun perusahaan swasta. Menurut Rini, pembangunan infrastruktur harus terus digenjot demi membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Melalui skema BUMN Fund ini, Rini yakin percepatan pembangunan nasional bisa terlaksana, sehingga geliat perekonomian akan semakin kuat. Skema ini diharapkan menjadi solusi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisir dan mengoptimalkan pengelolaan dana BUMN. Dengan begitu, target-target pembangunan infrastruktur pemerintah bisa terealisasi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014 - 2019, pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6% dengan membangun pembangkit sehingga kapasistas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (MW) pada akhir 2019. Pada akhir tahun lalu, Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas listrik melampaui 54.000 MW.

Pemerintah juga akan mengembangkan 5 pelabuhan utama, memperbesar 10 bandara serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilometer (km).  “Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur ini, tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah dan BUMN semata, namun juga diperlukan partisipasi swasta serta investor lainnya,” ujar Rini.

Halaman: