Pemerintah Perluas Pasar Komponen Pesawat ke Eropa

ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
Dirut PT DI Budi Santoso (kiri), President Airbus Helicopters Indonesia Ludovic Boistot (tengah) dan Pilot Atase Pertahanan (Athan) Perancis Captaine De Fregate Gael Lacroix (kanan) meninjau Fuselage dan Tailboom yang sudah melalui proses Shipping ke dalam kontainer pada Serah Terima Tailboom (ekor) Ke-50 dan Fuselage (badan) Terasembeli Ke-6 Helikopter H225 (Civil) / H225M (Military) di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/3). PT DI mengirimkan dua unit Tailboom senilai 88.000 Dol
Penulis: Michael Reily
28/5/2018, 13.43 WIB

Pemerintah meminta perluasan akses pasar ke Uni Eropa bagi komponen pesawat produksi Indonesia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut saat bertemu Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.

Melalui perluasan pasar ini, kerja sama antarpelaku industri nasional dan industri Uni Eropa diharapkan makin meningkat. Contohnya, kemitraan antara PT Dirgantara Indonesia dan Airbus. Selama ini, PT Dirgantara telah menjadi pemasok beberapa komponen pesawat untuk Airbus seperti pesawat militer Airbus EADS CASA C-295 dan helikopter Airbus (Eurocopter).

“Kami harap nanti pasar Eurocopter bisa diperluas lagi,” kata Airlangga melalui keterangan resminya, Ahad (27/5). Harapannya, kemitraan dapat menarik investasi dan transfer teknologi. Dia pun meminta Guerend supaya beberapa perusahaan Eropa yang sudah ada di Indonesia terus berekspansi.

Hal senada disampaikan Guerend. “Beberapa spare part Airbus dibuat di Bandung (PT DI) kemudian dikirim ke seluruh penjuru dunia melalui produk pesawat Airbus. Ini contoh kerja sama yang baik dan perlu ditingkatkan,” ujarnya. (Baca: Airbus Akan Tingkatkan Kerja Sama dengan PT Dirgantara Indonesia).

Dia pun menyambut kemitraan dengan membawa 50 perusahaan yang akan mengikuti kunjungan delegasi Uni Eropa pada Oktober 2018. Mereka bakal menawarkan konsep circular economy selain upaya menjajaki peningkatan kerja sama di sektor industri. Circular economy merupakan konsep baru yang tengah digalakkan di Eropa untuk mengurangi sampah dan meningkatkan daur ulang sampah.

Airlangga menyatakan pemerintah akan terus meningkatkan nilai ekspor manufaktur nasional ke negara-negara di Eropa. Misalnya untuk produk makanan dan minuman, tekstil, pakaian, alas kaki, serta minyak kelapa sawit dan turunannya. Persaingan komoditas di antara kedua pihak memang berbeda sehingga sifatnya komplementer.

(Baca juga: Luhut Akan Lobi Vatikan untuk Batalkan Larangan CPO Biodiesel ke Eropa).

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan nilai total perdagangan Indonesia-Uni Eropa tahun lalu mencapai US$ 25,2 miliar, dengan ekspor US$ 14,5 miliar dan impor US$ 10,7 miliar. Alhasil, Indonesia surplus sekitar US$ 3,8 miliar. Sementara itu, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia pada 2016 sebanyak US$ 2,6 miliar dengan jumlah 2.813 proyek.

Percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) juga terus didorong. Perundingan ke-4 IEU-CEPA telah dilaksanakan pada Februari 2018 di Surakarta, Jawa Tengah. Rencananya, perundingan ke-5 dilaksanakan pada Juli 2018 di Brussels, Belgia.

Ada 15 isu perundingan yang di bahas, yaitu trade in goods, rules of origin, customs and trade facilitation, technical barriers to trade, dan sanitary and phytosanitary. Kemudian ada trade remedies, trade in services, investasi, kompetisi, usaha kecil dan menengah, pengadaan pemerintah, Economic Cooperation and Capacity Building (ECCB), hak kekayaan intelektual, trade and sustainable development, dan dispute settlement.