Dia pun menuturkan ada 7 alasan produk ini mesti didorong menjadi komoditas andalan. Seperti, potensi produksinya besar, permintaannya banyak, teknologinya relatif mudah, investasi dan modal kerjanya relatif murah, masa panennya cepat, memiliki banyak produk turunan serta mampu menciptakan banyak multiplier effect.
Menanggapi potensi tersebut, Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Umi Windriyani menuturkan pihaknya dengan sejumlah kementerian tengah menyusun roadmap atau peta jalan pengembangan industri rumput laut 2017-2021.
Tujuannya yang ingin dicapai pada 2021 antara lain menjadikan Indonesia sebagai pemimpin pasar industri karaginan dan agar-agar, mencapai target ekspor 50%-50% untuk bahan baku dan barang jadi serta mencapai 5% recomendation mix rumput laut dalam industri pakan ikan dan pakan ternak.
"Yang mesti kita lakukan adalah mengintegrasikan hulu dan hilir. Sebab, tantangan kita dalam pengembangan komoditas ini antara lain pada Sumber Daya Manusia (SDM), pasar global yang menomor satukan mutu, lambatnya pertumbuhan investasi industri berbasis rumput laut serta industri pengguna yang masih mengimpor," katanya.
Sejumlah langkah yang mesti dilakukan untuk mendukung sektor rumput laut antara lain dengan peningkatan produksi, pengembangan kawasan budidaya, pengembangan kebun bibit, kultur jaringan, diversifikasi jenis rumput laut, produk turunan dan pengembangan research and development dan sebagainya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Aziz menuturkan rumput laut merupakan penggerak utama masyarakat pesisir, disamping perikanan. Meskipun rumput laut dan produk karangenan potensinya besar, tetapi persaingannya juga ketat khususnya dari produk hidrokoloid hewani serta tumbuhan.