Perum Bulog menyatakan penugasan impor pemerintah beras sebanyak 500 ribu ton tidak akan memenuhi target. Bulog hanya berhasil memenuhi impor sebesar 261 ribu ton.
Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menyatakan awalnya impor telah mencapai kesepakatan 346 ribu ton dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan. Namun, eksportir asal India dan Pakistan tidak bisa memenuhi syarat pengiriman 85 ribu ton.
“Kami akan laporkan segera (ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution,” kata Andrianto kepada Katadata, Selasa (23/1).
(Baca: Memicu Impor, Bulog Akui Penyerapan Gabah Petani Minim Tahun Lalu)
Jumlah impor 261 ribu ton tetap akan dikirim dari Vietnam dan Thailand. Andrianto menjelaskan eksportir kedua negara sedang melakukan pengumpulan barang sebelum diangkut ke kapal.
Catatannya, asal Vietnam, Vinafood 1 menyumbang 70 ribu ton dan Vinafood 2 berkontribusi 71 ribu ton. Sementara, dari Thailand, eksportirnya adalah Ponglarp, Capital, Cereal, dan Asia Golden dengan jumlah volume masing-masing 40 ribu ton.
Ia pun mengungkapkan eksportir India dan Pakistan tidak dapat memenuhi jadwal pengiriman kapal. Alasannya, jadwal pelabuhan pada Februari bakal bertepatan dengan libur hari raya Imlek.
(Baca juga: Bulog Siapkan Anggaran Rp 15 Triliun untuk Kelola Beras)
“Mereka kesulitan karena kontainer harus transit di Singapura atau Port Klang, Malaysia. Sedangkan pelabuhan ini akan libur selama Imlek,” jelas Andrianto.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti telah menyatakan rentang waktu yang diberikan pemerintah terlalu singkat, yakni hingga akhir Februari 2018. Namun, Bulog bakal menjaga importase harus bersih, benar, transparan, dan sesuai dengan aturan.
“Kami harus terima kalau jumlah 500 ribu ton tidak tercapai,” kata Djarot, pekan lalu.
(Baca juga: Harga Beras Mahal, Pemerintah Perluas Jangkauan Operasi Pasar)