Perundingan Dagang Indonesia – Turki Diluncurkan Desember 2017

Laily Rachev|Biro Pers Setpres
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
13/10/2017, 09.33 WIB

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah bersepakat untuk meluncurkan negosiasi kerja sama perdagangan bebas, Juli lalu. Keduanya menargetkan peningkatan nilai pedagangan hingga US$ 10 miliar pada 2023.

Sementara, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan Indonesia dan Turki pada 2016 mencapai US$ 1,3 miliar dengan surplus untuk Indonesia sebesar US$ 712 juta.


Nilai Ekspor-Impor Indonesia-Turki 2012-Maret 2017

Perundingan dagang yang akan dijalankan dengan Turki dilakukan untuk mengejar ketinggalan dari negara tetangga. Iman menyebut, Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement / FTA) antara Malaysia - Turki yang berlaku sejak 2015 telah menggerus pasar Indonesia.

Setelah adanya perjanjian itu, pada 2016 Ekspor Malaysia ke Turki langsung melonjak 49,11%. “Sebaliknya, pada saat yang sama impor Turki dari Indonesia turun 13,03%," kata Iman.

Dampak terbesar perdagangan bebas yang dijalin Malaysia adalah perubahan pangsa pasar minyak sawit Indonesia di pasar Turki. Pada 2014, Kementerian Perdagangan mencatat, pangsa pasar minyak sawit Indonesia di Turki masih mencapai 64,71%. Angka itu merosot drastis hingga tinggal 1,32% pada 2016. Sebaliknya, pada saat yang sama pangsa pasar sawit Malaysia melonjak dari 34,56% menjadi 97,87%

Halaman:
Reporter: Michael Reily