Pemerintah tengah mengupayakan ketersediaan garam konsumsi untuk menutupi kelangkaan yang sedang terjadi di masyarakat. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan akan memanfaatkan tol laut lewat program Gerai Maritim untuk mengangkut garam dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pasokan garam konsumsi dari NTT ini akan memastikan stabilitas harga, sambil menunggu impor yang dilakukan PT Garam tiba di Indonesia pada 10 Agustus mendatang. "Produksi lokal yang dari NTT dengan gerai maritim itu berjalan, terus masuk," ujarnya di gedung Krida Bhakti, Jakarta, Selasa (1/8).
Jika pasokan impor dari Australia sejumlah 75 ribu ton masih kurang, pemerintah akan mengimpor garam bahan baku konsumsi dari India. Namun, dia menyebutkan angka tersebut cukup untuk saat ini ditambah dengan produksi garam nasional.
(Baca: Darmin Ungkap KKP dan Kemendag sempat Berselisih soal Impor Garam)
Direktur Logistik dan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan Sihard Hadjopan Pohan menjelaskan akan mengirim garam bahan baku konsumsi dari Sabu Raijua, NTT. "Hingga saat ini, sudah ada 37 kontainer garam di Sabu yang menanti untuk diangkut," kata dia.
Kapal Motor (KM) Logistik Nusantara 1 telah mengangkut pasokan garam sebanyak 14 kontainer ke Tanjung Perak, Surabaya. Dia mengungkapkan ada 100 ton garam curah yang akan didistribusikan PT Sumatraco (Surabaya), 80 ton garam curah dan 20 ton garam yodium yang akan dikirim oleh UD Bayu Tirta Samudra (Pati), dan 80 ton garam curah yang dipegang pengantarannya oleh CV Karya Barokah (Pati)
KM Logistik Nusantara 1 ini berangkat dari Sabu Raijua, NTT sejak 19 Juli. Selain mengangkut garam, kapal tersebut juga mengangkut 16 kontainer kemiri, 1 kontainer kopra, dan 2 kontainer besi tua dari Lewoleb. (Baca: Pemerintah Kaji Aturan Impor Tak Bedakan Jenis Garam)
Pekan lalu, pemerintah menugaskan PT Garam untuk mendatangkan 75 ribu ton garam bahan baku konsumsi dari Australia. Rencananya, garam impor tersebut akan sampai melalui pelabuhan Ciwandan (Banten), Tanjung Priok (Jakarta), dan Belawan (Sumatera Utara).
Program Gerai Maritim merupakan upaya mengoptimalkan proyek tol laut yang digagas Presiden Jokowi. Tujuannya untuk mengurangi disparitas harga, menjaga integrasi dalam negeri, dan meningkatkan perdagangan antarpulau. (Baca: Pengusaha Tunggu Langkah Pemerintah Atasi Kelangkaan Garam)