Singapura dan Tiongkok Berminat Tanam Modal di Danau Toba

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Kawasan hunian untuk wisatawan yang berada di tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatera Utara, Selasa (4/4).
Penulis: Miftah Ardhian
12/6/2017, 18.49 WIB

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku ada beberapa investor asal Singapura dan Tiongkok telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di salah satu destinasi wisata prioritas nasional yakni Danau Toba, Sumatera Utara. Namun, investor dari kedua negara tersebut meminta agar perbaikan infrastruktur dapat diselesaikan, terlebih dahulu.

"Banyak yang dari Singapura, sudah berkali-kali datang ke sana. Lalu, dari Tiongkok juga kemungkinan akan investasi di sana. Memang untuk pariwisata, investor nomor satu itu dari Singapura dan Tiongkok," ujar Arief saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (12/6).

(Baca: Tiga Provinsi Disiapkan Tampung Investasi Tiongkok Rp 372 Triliun)

Selain investor asing, ada juga investor lokal yang akan mulai mengucurkan dananya di kawasan Danau Toba. Namun, Arief enggan menjelaskan secara rinci siapa saja dan apa bisnis yang akan digarap investor tersebut. Dia hanya mengatakan baik investor asing maupun lokal menginginkan agar jalan akses ke Danau Toba diperbaiki.

Demi memrealisasikan rencana investasi tersebut, pemerintah akan terus mendorong perkembangan kawasan wisata Danau Toba dengan melakukan beberapa perbaikan infrastruktur. Pertama, menjadikan Bandara Silangit menjadi bandara kelas internasional. Proyek ini ditargetkan rampung tahun ini.

Menurutnya, maskapai Sriwijaya Air sudah menyatakan komitmennya menyiapkan penerbangan langsung dari Singapura ke Bandara Silangit. "Sekali kita dapat dari Singapura, kita akan bisa dapat dari mana-mana. Karena Singapura itu sebagai hub, orang datang ke sana. Jadi, kita harus mengejar ke sana," ujarnya.

Kedua, pemerintah juga menggenjot pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang ditargetkan dapat beroperasi penuh tahun ini. Saat ini tol untuk menuju Danau Toba, yakni rute Tebing Tinggi-Parapat masih belum memasuki tahap konstruksi. Namun, dia memastikan pembangunan tol ini masih dalam koridor waktu yang telah ditetapkan. Kalaupun sampai molor, tidak akan lebih dari enam bulan.

(Baca: Tol Danau Toba dan Serang-Panimbang Dibangun Semester Ini)

Ketiga, pemerintah juga akan mendorong pembangunan jalur Kereta Api. Hingga kini, jalur yang hampir pasti dibangun adalah rute Medan-Siantar, dengan waktu tempuh selama 2,5 jam. Sedangkan untuk menuju Danau Toba, yakni ke Parapat, memerlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

"Operasinya tergantung anggaran, harusnya tahun ini mulai. Perlu dana sekitar Rp 100 miliar dari APBN. Kalau keretanya dari PT Kereta Api Indonesia (Persero)," ujar Arief.

Danau Toba merupakan salah satu dari 10 kawasan wisata prioritas yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Keseriusan ini dibuktikan dengan membentuk Badan Otorita di setiap kawasan tersebut. Kementerian Koordinator Bidang Maritim telah membuat rencana induk (master plan) mengenai hal ini. Rencananya konsep Danau Toba akan dijadikan Monaco of Asia.

(Baca: Pemerintah Kucurkan Rp 1 Triliun untuk 10 Kawasan Wisata)

Pengembangan kawasan wisata dilakukan untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sektor ini. Pemerintah menargetkan pada 2019 penerimaan devisa dari sektor pariwisata mencapai US$ 20 miliar, meningkat dua kali dari tahun lalu yang hanya berkisar US$ 10 miliar.