Enggar juga menyebutkan beberapa produk ekspor nonmigas Indonesia yang nilainya naik tinggi pada 2016 antara lain besi dan baja (51,7 persen), berbagai produk kimia (21,8 persen), perhiasan/permata (15,9 persen), serta bahan kimia organik (10,0 persen).
(Baca juga: Gara-Gara Aturan, Penerimaan Bea Cukai 2016 Turun)
Yang juga perlu diperhatikan, menurut Enggar, adalah komposisi impor yang tahun lalu mencapai US$ 135,65 miliar. Sebab, selama 2016, nilai impor barang konsumsi meningkat sebesar 13,5 persen dibandingkan 2015. Sedangkan impor barang modal dan bahan baku/penolong, keduanya menurun masing-masing sebesar 9,6 persen dan 5,7 persen.
Barang konsumsi yang impornya naik signifikan antara lain daging hewan (121,8 persen), sayuran (24,7 persen), serta alas kaki (17,1 persen).
Sementara bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain benda-benda dari besi dan baja (-21,1 persen), bahan kimia organik (-16,2 persen), serta pupuk (-22,7 persen). Sedangkan barang modal yang impornya turun signifikan antara lain mesin/pesawat mekanik (-5,8 persen), mesin/peralatan listrik (-0,7 persen), dan kendaraan bermotor dan bagiannya (-0,8 persen).
(Baca juga: BPS Prediksi Aturan Baru Pertambangan Bisa Genjot Ekspor)