BPS: Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi Lambat

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
16/12/2016, 10.43 WIB

Indikator lainnya adalah pelanggan internet broadband tetap kabel dan tanpa kabel per 100 penduduk, angka melek huruf, angka partisipasi kasar sekunder (SMP sederajat dan SMA sederajat). Kemudian angka partisipasi kasar tersier (pendidikan D1 sampai S1).

(Baca: Separuh Penduduk Indonesia Pengguna Internet, 65 Persen di Jawa)

IP-TIK ini berguna untuk membandingkan pembangunan TIK antar waktu dan antar wilayah. IP-TIK dapat menunjukan kesenjangan digital serta potensi pembangunan dan pengembangan TIK. Semakin tinggi nilainya, maka semakin pesat pembangunan di suatu wilayah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilainya, maka pembangunan TIK di wilayah tersebut berjalan lambat.

Hasil riset BPS ini menunjukkan adanya keterkaitan antara IP-TIK dengan indikator sosial ekonomi lainnya, yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kemiskinan, dan ketimpangan. Semakin tinggi IP-TIK suatu wilayah, semakin tinggi pula IPM dan PDRB perkapita wilayah tersebut.

Kesimpulan lainnya, semakin tinggi IP-TIK suatu wilayah, semakin rendah persentase penduduk miskin di wilayah tersebut. Pada provinsi yang memiliki tingkat ketimpangan pendapatan (rasio gini), cenderung memiliki IP-TIK yang rendah.

Halaman: