Pembangunan Kereta Papua Bisa Dimulai Bulan September

Arief Kamaluddin | Katadata
11/5/2016, 11.47 WIB

Ketika moda transportasi ini beroperasi, ongkos logistik di Papua diperkirakan dapat dipangkas hingga setengahnya. Apalagi saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga sedang mengerjakan jalan Trans Papua. “Bayangan saya, dengan dua transportasi tadi (kereta dan jalan) ongkos barang bisa terpangkas, misal semen dari Rp 1 juta per sak menjadi Rp 500 ribu per sak,” kata Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Prihartono.

(Baca: Studi Kelayakan Kereta Papua Rampung Tahun Depan)

Kemenhub sendiri pada tahun lalu telah menganggarkan dana Rp 6 miliar untuk melakukan studi kelayakan proyek tersebut. Dalam studi ini proyek pembangunan jaringan kereta Papua dibagi dalam dua jalur. Masing-masing jalur itu memiliki jarak yang sama, yakni sepanjang 75 kilometer.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Sugiadi Waluyo menargetkan tahapan Detail Engineering Detail (DED) dan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) akan segera diselesaikan setelah studi kelayakan rampung. "Kami berharap sebelum akhir Kabinet (kedua proyek ini) bisa selesai," katanya.

(Baca: Tim Kajian Sumber Daya Papua Usul Bentuk Gugus Tugas Khusus)

Kereta Trans Papua merupakan bagian dari 29 proyek infrastruktur transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian yang akan dikerjakan tahun ini. Kementerian Perhubungan merinci ada 10 proyek terkait transportasi laut, delapan proyek transportasi darat, dan enam proyek transportasi udara. Selain itu, ada dan lima proyek perkeretaapian. Keseluruhan proyek ini dikerjakan dengan menggunakan anggaran kementerian.

Halaman: