Di Depan DPR, Buwas Beberkan Praktik Mafia Beras hingga Daging Kerbau

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
Pekerja menata karung berisi beras di gudang Perum Bulog. Dirut Bulog mengungkap peran mafia di bidang impor beras hingga daging.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
25/6/2020, 21.06 WIB

Sehingga dengan adanya kejadian ini, beras Bulog kerap diasumsikan buruk oleh masyarakat.  Buwas pun mengatakan sudah mengetahui pihak-pihak mafia tersebut. Ia juga telah memiliki bukti rekaman terkait mafia itu.

(Baca: Bulog Usul Anggaran Subsidi dan Cadangan Beras Tahun Depan Rp 19,05 T)

Namun, ia enggan menyebutkan mafia yang dimaksud. Pihaknya juga telah menyerahkan permasalahan tersebut kepada Satgas Pangan dan penegak hukum. "Saya tahu tapi tidak mungkin saya buka. Kalau saya buka, nanti menyulitkan kinerja penegak hukum," katanya.

Ia menambahkan, kondisi Bulog semakin terbebani dengan penugasan penyerapan gabah/beras menggunakan pinjaman perbankan, plus bunga komersial. Pemerintah baru menggantikan biaya tersebut bila beras Bulog telah disalurkan kepada masyarakat.

Adapun, pencairan dana dari pemerintah dilakukan dengan mengganti selisih harga penjualan beras dengan harga saat Bulog membeli beras tersebut. "Jadi Bulog tidak pernah untung, rugi terus," ujar  dia.

Meski demikian, dia mengklaimstok beras akan tetap aman hingga akhir tahun. Hingga saat ini, stok beras Bulog di gudang mencapai 1,4 juta ton dan diperkirakan terus bertambah seiring musim panen beberapa daerah.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika